Rajawali Medan resmi memutuskan untuk memberhentikan Raoul Miguel Hadinoto dari posisi pelatih kepala setelah tim mengalami sembilan kekalahan beruntun sejak awal musim IBL 2025. Rentetan hasil buruk ini membuat Rajawali terpuruk di dasar klasemen dengan rekor 0-9, menjadikannya sebagai tim dengan awal musim terburuk sejak sistem home-and-away diberlakukan pada 2024.
Meski demikian, Rajawali Medan belum mencatatkan rekor kekalahan terpanjang dalam sejarah liga. Rekor tersebut masih dipegang oleh Pacific Caesar Surabaya yang sempat mengalami 12 kekalahan berturut-turut di musim sebelumnya. Namun, jika Rajawali tidak segera bangkit dan kembali mengalami empat kekalahan beruntun, mereka berpotensi menyamai catatan buruk tersebut.
Secara statistik, Rajawali Medan sebenarnya bukanlah tim dengan performa terburuk di liga. Mereka mencatat rata-rata 68,1 poin per pertandingan, lebih baik dibandingkan Bima Perkasa Jogja dan Satya Wacana Salatiga. Dalam hal rebound, Rajawali berada di peringkat ke-12 dengan rata-rata 37,9 rebound per game, sementara untuk assist, mereka menempati posisi ke-10 dengan rata-rata 17,8 assist per pertandingan. Namun, masalah terbesar yang dihadapi tim ini adalah selisih poin yang menjadi yang terburuk di liga, dengan margin kekalahan rata-rata -15,9 poin per pertandingan.
Meski begitu, dalam dua pertandingan terakhir, Rajawali menunjukkan perbaikan dengan hanya kalah kurang dari lima poin. Kini, manajemen tim tengah mencari pelatih baru yang diharapkan mampu membawa perubahan dan membangkitkan performa Rajawali di sisa musim IBL 2025.