Fokus Prabowo pada Ketahanan Pangan, Investor Pasar Saham Cemas?

Presiden Prabowo Subianto menegaskan bahwa ketahanan pangan menjadi prioritas utama pemerintahannya, meskipun hal itu dapat berdampak pada fluktuasi pasar saham. Sikap ini menimbulkan kekhawatiran di kalangan analis pasar modal yang menilai bahwa ketidakpedulian terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bisa berdampak pada stagnasi ekonomi. Direktur Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi, menilai Prabowo seharusnya menyeimbangkan perhatian antara kebutuhan masyarakat bawah dan investasi sektor atas, termasuk pasar modal. Menurutnya, jika pemerintah terlalu berfokus pada konsumsi masyarakat tanpa mempertimbangkan investasi, pertumbuhan ekonomi bisa terhambat.

Ibrahim menyoroti pentingnya dukungan investor dalam mewujudkan program-program pemerintah seperti Makan Bergizi Gratis dan Danantara. Jika investasi tidak diperhatikan, target pertumbuhan ekonomi 8 persen yang diharapkan Prabowo mungkin sulit tercapai. Selain itu, ia menekankan bahwa stabilitas ekonomi dan kepastian hukum adalah faktor utama bagi investor dalam menanamkan modalnya di Indonesia. Untuk itu, ia menyarankan agar pemerintah mendorong stimulus ekonomi yang mencakup berbagai sektor agar pertumbuhan ekonomi tidak mandek di angka 5 persen.

Sementara itu, analis pasar modal dari Panin Sekuritas, Felix Darmawan, menilai pernyataan Prabowo yang mengesampingkan pasar saham dapat menurunkan kepercayaan investor. Hal ini bisa memberikan kesan bahwa stabilitas pasar saham bukan prioritas, sehingga investor lokal maupun asing menjadi lebih berhati-hati dalam mengambil keputusan. Meskipun ketahanan pangan dan energi memang penting, Felix berpendapat bahwa fluktuasi pasar saham tetap perlu diperhatikan karena berpengaruh terhadap stabilitas ekonomi jangka panjang.

Dalam Sidang Kabinet di Istana Negara, Prabowo menegaskan bahwa ketahanan pangan lebih penting daripada pergerakan pasar saham. Baginya, selama pasokan pangan masyarakat tetap terjamin, negara akan tetap stabil meskipun harga saham mengalami naik turun. Pernyataan ini menegaskan komitmen Prabowo dalam menjaga kebutuhan dasar rakyat di tengah perubahan ekonomi global yang tidak menentu.

IHSG Berpeluang Menguat, Saham Perbankan dan Energi Jadi Sorotan

Head of Research Retail MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana alias Didit, menyampaikan bahwa jika Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mampu menembus level 6.682, maka masih ada peluang untuk menguji area penguatan terdekat di kisaran 6.686 hingga 6.762. Namun, jika gagal melewati level tersebut, IHSG masih berisiko terkoreksi ke rentang 6.408 hingga 6.484. Lebih lanjut, Didit menambahkan bahwa IHSG berpotensi bergerak dalam rentang level support di 6.361 atau 6.246, sementara level resistance berada di kisaran 6.698 hingga 6.818.

Sejumlah saham direkomendasikan MNC Sekuritas untuk dicermati dalam perdagangan hari ini. Salah satunya adalah PT AKR Corporindo Tbk (AKRA), yang mengalami kenaikan 1,95 persen ke level 1.305 dengan volume pembelian yang cukup kuat. Saham ini masih memiliki peluang untuk melanjutkan penguatan dengan target harga di kisaran 1.350 hingga 1.415, sementara level stoploss berada di bawah 1.230. Selain itu, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) juga menunjukkan pergerakan positif dengan kenaikan 2,64 persen ke level 3.890. Meski masih ada potensi koreksi dalam skenario tertentu, jika BBRI mampu menembus level 3.990, potensi kenaikan ke level 4.050 hingga 4.290 semakin terbuka. Sementara itu, PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) menguat 2,95 persen ke level 4.880 dengan dominasi volume pembelian. Jika tren positif berlanjut, saham ini berpotensi mencapai target harga di 5.050 hingga 5.550, dengan level stoploss di bawah 4.330.

Di sisi lain, PT Harum Energy Tbk (HRUM) mengalami koreksi 1,97 persen ke level 745 akibat tekanan jual yang meningkat. Dengan tren ini, HRUM masih berpotensi melanjutkan koreksi hingga menguji level 600 hingga 660. Sementara itu, investor asing tercatat melakukan pembelian bersih sebesar Rp148,58 miliar di semua pasar dan Rp188,05 miliar di pasar reguler. Di sisi lain, mereka juga mencatatkan penjualan bersih senilai Rp39,47 miliar di pasar negosiasi dan tunai. Dengan dinamika yang terjadi, rotasi sektor dan strategi investasi berbasis teknikal menjadi faktor penting dalam pengambilan keputusan di tengah volatilitas pasar yang masih tinggi.

Pasar Finansial Berfluktuasi, Inflasi AS Melandai dan Sektor Teknologi Mendominasi

Data inflasi Amerika Serikat yang dirilis Rabu malam memberikan kejutan positif bagi pasar dengan angka yang lebih rendah dari ekspektasi. Inflasi tahunan tercatat sebesar 2,8 persen, sementara Core CPI mencapai 3,1 persen. Kedua angka ini menandai level terendah sejak lonjakan inflasi pada April 2021, mengindikasikan tekanan harga mulai mereda. Namun, meskipun inflasi melambat, ekspektasi terhadap pemangkasan suku bunga The Fed justru mengalami penurunan. Sebelumnya, pasar memperkirakan pemangkasan suku bunga sebesar 73 basis poin, tetapi kini hanya sekitar 67 basis poin, mencerminkan kehati-hatian investor terhadap kebijakan moneter ke depan.

Respons pasar saham terhadap data ini bervariasi. Indeks Dow Jones melemah 0,2 persen, sementara S&P 500 menguat 0,49 persen, dan Nasdaq melonjak 1,2 persen. Saham teknologi kembali menjadi sorotan, dengan Nvidia naik 6,4 persen dan Tesla melonjak 7,5 persen, mencerminkan optimisme pasar terhadap sektor ini. Sebaliknya, saham Walmart terkoreksi 2,6 persen dan Apple turun 1,7 persen, menunjukkan adanya rotasi sektor di mana investor lebih memilih saham dengan prospek pertumbuhan lebih tinggi.

Di pasar komoditas, data stok minyak mentah dari EIA mencatat kenaikan yang lebih rendah dari perkiraan. Stok minyak naik 1,448 juta barel, di bawah estimasi 2,001 juta barel, mendorong harga minyak mentah naik 1,66 persen ke level 67,41 dolar AS per barel. Sementara itu, emas sempat berfluktuasi sebelum akhirnya menembus level resistance di 2.930 dolar, dengan harga saat ini mencapai 2.940 dolar per ons. Di Indonesia, harga emas ANTM juga mengalami kenaikan sebesar Rp12.000 menjadi Rp1.714.000 per gram.

Di tengah dinamika global, ketegangan antara Rusia dan Ukraina kembali meningkat setelah Amerika Serikat mengusulkan gencatan senjata selama 30 hari. Ukraina menyetujui proposal tersebut, tetapi Presiden Rusia Vladimir Putin mengajukan syarat tambahan yang sulit diterima, yaitu penyerahan wilayah baru sebagai bagian dari kesepakatan. Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy menolak syarat tersebut, yang semakin memperpanjang ketidakpastian geopolitik.

Sementara itu, pasar saham Indonesia bergerak berlawanan dengan indeks AS. IHSG yang dibuka menguat kemudian melemah karena rotasi sektor di dalam negeri. Jika IHSG mampu menembus level 6.682, maka ada potensi menguji level 6.686 hingga 6.762 dalam waktu dekat. Dengan sektor teknologi yang masih mendominasi dan sektor konsumsi mulai menunjukkan tren positif, investor terus memantau peluang di tengah volatilitas global yang masih tinggi.

Stabilitas Rupiah dan Likuiditas Longgar Jadi Kunci Pemulihan Pasar Saham

Investment Specialist PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI), Dimas Ardhinugraha, menegaskan bahwa stabilitas nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) serta pelonggaran likuiditas merupakan faktor utama dalam pemulihan sentimen pasar saham Indonesia. Secara historis, pasar saham domestik cenderung mencatat kinerja positif saat rupiah dalam kondisi stabil atau menguat, ditambah dengan kelonggaran likuiditas yang mendukung pergerakan modal.

Dimas menyampaikan harapannya agar kondisi ini dapat tercapai setelah ketidakpastian terkait kebijakan tarif AS mulai mereda dan pertumbuhan ekonomi dalam negeri menunjukkan perbaikan. Sejak Januari 2025, keresahan investor semakin meningkat akibat kebijakan tarif AS yang masih berubah-ubah dan informasi yang belum jelas. Bahkan, indeks ketidakpastian kebijakan perdagangan melonjak ke level tertinggi kedua sejak perang tarif tahun 2018, menunjukkan tingginya tekanan di pasar.

Menurut Dimas, apabila pemerintah AS telah memberikan kejelasan mengenai kebijakan tarif, pasar akan lebih mudah mengkaji ulang risiko dan peluang yang ada, sehingga volatilitas dapat berkurang. Dari sisi kebijakan moneter global, Ketua The Fed Jerome Powell mengindikasikan bahwa meskipun inflasi telah turun, kebijakan suku bunga tidak akan terburu-buru diturunkan. Namun, apabila indikator ekonomi melemah, pemangkasan suku bunga yang lebih agresif masih berpeluang terjadi.

Bagi Indonesia, dampak pengenaan tarif resiprokal terhadap perdagangan dengan AS diperkirakan terbatas, mengingat tarif rata-rata kedua negara saat ini berada di kisaran 4 persen. Selain itu, pengenaan tarif 25 persen terhadap baja diperkirakan tidak berdampak signifikan, mengingat ekspor baja Indonesia ke AS pada 2023 hanya senilai 199 juta dolar AS atau sekitar 0,07 persen dari total ekspor Indonesia.

Seluruh BUMN Akan Bergabung dengan Danantara Akhir Maret, Termasuk yang Bermasalah

Chief Operating Officer (COO) Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara), Dony Oskaria, menegaskan bahwa seluruh BUMN akan bergabung dengan Danantara pada akhir Maret 2025. Saat ini, proses pengalihan atau inbreng kepemilikan saham dari Kementerian BUMN ke Danantara masih berlangsung.

“Kami menargetkan akhir Maret ini seluruh BUMN sudah bergabung. Setelah proses inbreng rampung, maka perusahaan-perusahaan BUMN akan secara resmi masuk ke dalam Danantara,” ujar Dony kepada awak media di Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (7/3/2025).

Ia juga memastikan bahwa BUMN yang sedang mengalami kesulitan keuangan, termasuk perusahaan BUMN di sektor konstruksi, tetap akan dimasukkan ke dalam Danantara. Nantinya, perusahaan-perusahaan tersebut akan dikonsolidasikan untuk memperbaiki kondisi keuangan mereka.

“Sebetulnya tidak banyak yang mengalami kerugian. Namun, bagi BUMN yang saat ini masih dalam kondisi sulit, kami akan melakukan restrukturisasi. Dengan adanya Danantara, proses ini akan lebih mudah karena sebelumnya masing-masing perusahaan harus berjuang sendiri. Sekarang, melalui konsolidasi, perbaikan kondisi perusahaan dapat dilakukan lebih efektif,” jelasnya.

Lebih lanjut, Dony menyebut bahwa Danantara akan memperkuat BUMN dengan mengelola keuntungan yang sebelumnya disetor ke Kementerian Keuangan dalam bentuk dividen. Kini, keuntungan tersebut dapat digunakan kembali untuk pengembangan usaha maupun perbaikan kondisi bisnis BUMN.

“Sebagai contoh, Bank Mandiri dulunya menyerahkan dividen ke Kementerian Keuangan sehingga tidak bisa dimanfaatkan untuk ekspansi atau perbaikan bisnis. Dengan mekanisme konsolidasi di Danantara, dividen tersebut dapat digunakan kembali untuk pengembangan usaha dan meningkatkan kinerja BUMN,” paparnya.

Selain itu, sebagian dana yang dikelola oleh Danantara akan dialokasikan ke sektor-sektor strategis yang telah ditentukan, sehingga diharapkan mampu memberikan dampak positif terhadap perekonomian nasional.

“Jika sebelumnya keuntungan sebesar Rp 320 triliun dengan dividen sekitar Rp 150 triliun langsung masuk ke APBN, kini dana tersebut dapat diinvestasikan untuk memperkuat sektor-sektor tertentu guna mempercepat pembangunan. Namun, investasi ini tetap akan dilakukan dengan mempertimbangkan nilai ekonomis yang menguntungkan bagi Danantara,” tambahnya.

Indonesia Percepat Aksesi OECD Demi Wujudkan Indonesia Emas 2045

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, mengajak para duta besar dari negara-negara anggota Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD) untuk mempercepat proses aksesi Indonesia. Ajakan ini disampaikan dalam pertemuan dengan sejumlah perwakilan negara OECD di Wisma Kedutaan Besar Republik Indonesia di Paris, Prancis, pada Selasa malam (4/3). Airlangga menyatakan bahwa Indonesia bangga menjadi negara ASEAN pertama yang menjalani proses aksesi OECD. Keanggotaan ini diharapkan dapat mendukung target besar Indonesia Emas 2045 dengan meningkatkan daya saing, produktivitas, serta investasi guna menciptakan lebih banyak lapangan kerja dan pertumbuhan ekonomi berkelanjutan.

Langkah strategis Indonesia dalam bergabung dengan OECD juga menginspirasi negara ASEAN lainnya, seperti Thailand yang mengikuti jejak serupa pada Juni 2024. Airlangga menegaskan bahwa pemerintah saat ini memprioritaskan peningkatan daya saing, produktivitas, dan investasi guna mencapai target pertumbuhan ekonomi sebesar 8 persen secara bertahap. Bergabungnya Indonesia dengan OECD akan mempercepat transformasi struktural, memperluas akses pasar, meningkatkan permodalan, serta memperkuat keterampilan dan teknologi. Transformasi ini dinilai krusial agar Indonesia dapat mencapai pertumbuhan ekonomi 6-8 persen dalam 20 tahun ke depan, sehingga dapat keluar dari jebakan negara berpendapatan menengah.

Pemerintah menargetkan proses aksesi OECD rampung dalam tiga hingga empat tahun mendatang. Untuk menjaga momentum ini, aksesi Indonesia ke OECD telah dimasukkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025–2045 serta Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025–2029. Dalam waktu dekat, Indonesia akan mengajukan draf Initial Memorandum sebelum Juni 2025 sebagai langkah awal menuju Peta Jalan Aksesi pada Pertemuan Dewan OECD Tingkat Menteri di bulan yang sama. Airlangga menekankan bahwa Indonesia akan segera menyelaraskan berbagai substansi instrumen OECD. Tim Nasional OECD juga telah mengidentifikasi kebutuhan peningkatan kapasitas, proses implementasi menyeluruh, serta potensi penguatan kemitraan dengan berbagai pihak.

Dalam kesempatan ini, Airlangga membuka peluang kerja sama dengan negara-negara OECD untuk mendukung aksesi Indonesia, termasuk melalui seminar, pendampingan teknis, serta penempatan perwakilan Indonesia di Sekretariat OECD. Ia menegaskan bahwa penguatan hubungan antara Indonesia, negara anggota OECD, dan Sekretariat OECD di Paris sangat krusial dalam mempercepat aksesi. Pada pertemuan ini, Airlangga didampingi oleh Sekretaris Kemenko Perekonomian, Susiwijono Moegiarso; Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi dan Investasi, Edi Prio Pambudi; serta Asisten Deputi Kerja Sama Ekonomi Multilateral, Ferry Ardiyanto.

BEI Tunggu Putusan Final Pailit Sritex, Delisting Jadi Perhatian

Bursa Efek Indonesia (BEI) tengah menunggu dokumen hukum resmi terkait keputusan final pailit PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL) atau Sritex. Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna, menyatakan bahwa pihaknya akan berkoordinasi lebih lanjut dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terkait perubahan status perusahaan dari terbuka menjadi tertutup, termasuk proses delisting. Jika SRIL resmi dinyatakan pailit, BEI akan menyampaikan laporan kepada OJK sebagaimana diatur dalam POJK 45 tahun 2024.

Sebagai langkah perlindungan bagi investor, Pasal 18 POJK 45 tahun 2024 mengharuskan perubahan status perusahaan terbuka menjadi tertutup melalui beberapa tahapan, termasuk persetujuan dari Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) serta kewajiban perusahaan untuk melakukan pembelian kembali seluruh saham milik pemegang saham publik. Proses ini harus dilakukan hingga jumlah pemegang saham kurang dari 50 pihak atau sesuai ketentuan yang ditetapkan oleh OJK. Nyoman juga menambahkan bahwa prosedur serta jangka waktu pelaksanaan RUPS akan ditentukan oleh OJK.

Terkait dengan buyback saham, proses ini harus diselesaikan dalam waktu enam bulan sejak keterbukaan informasi diumumkan. Jika diperlukan, jangka waktu tersebut dapat diperpanjang satu kali dengan durasi maksimal enam bulan guna memenuhi ketentuan yang berlaku.

Sebagai informasi, saham SRIL telah disuspensi oleh BEI sejak 18 Mei 2021 dan kini telah mencapai lebih dari 24 bulan. Berdasarkan ketentuan Peraturan Bursa nomor I-N, saham suatu perusahaan dapat dikeluarkan dari pencatatan atau delisting jika telah mengalami suspensi di seluruh pasar selama minimal dua tahun.

Ekonomi Indonesia Tumbuh 5,03% di 2024: Target Melenceng, Konsumsi Jadi Penopang Utama

Pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang tahun 2024 hanya mencapai 5,03%, lebih rendah dari target 5,2% yang dicanangkan pemerintah. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menjelaskan bahwa salah satu faktor utama yang menyebabkan pertumbuhan ini meleset adalah melemahnya ekspor pada semester kedua tahun 2024, sementara impor justru mengalami pemulihan.

“Ekspor melemah pada paruh kedua tahun lalu, sementara impor mulai pulih,” ungkap Sri Mulyani dalam Mandiri Investment Forum di Jakarta, Selasa (11/2/2025). Ia merinci bahwa ekspor menyumbang 22,18% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB), sedangkan impor memiliki kontribusi sebesar 20,39%.

Meski ekspor melemah, pertumbuhan ekonomi masih ditopang oleh konsumsi rumah tangga, yang tetap kuat sepanjang 2024. Sri Mulyani menegaskan bahwa kebijakan fiskal memiliki peran penting dalam menjaga daya beli masyarakat, terutama bagi kelompok miskin dan rentan.

Dampak Ketidakpastian Global dan Fluktuasi Harga Komoditas
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan bahwa perlambatan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2024 juga disebabkan oleh ketidakpastian ekonomi global. Kondisi ini turut memicu penurunan harga komoditas, sehingga ekspor—yang sebelumnya menjadi salah satu pilar utama pertumbuhan—tidak dapat berkontribusi optimal.

“Ketidakpastian global yang tinggi pada 2024 sangat berpengaruh terhadap Indonesia, terutama karena turunnya harga komoditas yang berdampak pada penerimaan dari ekspor,” ujar Airlangga dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu (5/2/2025).

Meskipun menghadapi tekanan dari faktor eksternal, konsumsi domestik tetap tumbuh didorong oleh berbagai program belanja seperti Harbolnas, Epic Sale, serta diskon tarif transportasi selama musim liburan akhir tahun. Selain itu, momentum politik seperti Pemilu, Pilpres, dan Pilkada 2024 juga turut berkontribusi dalam meningkatkan belanja masyarakat.

Sebagai hasilnya, konsumsi rumah tangga mampu tumbuh 4,94% pada 2024, lebih tinggi dibandingkan 4,82% pada 2023. Investasi atau Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) juga mengalami peningkatan, tumbuh 4,61%, dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya 4,4%.

Airlangga juga menyoroti bahwa Indonesia saat ini termasuk dalam daftar negara dengan tingkat inflasi terendah di dunia.

“Jika dibandingkan dengan negara-negara di ASEAN atau G20, tingkat inflasi kita tergolong rendah, bahkan bisa membuat negara lain merasa iri,” pungkasnya.

Australia Investasi USD8 Juta di Dana Iklim Indonesia untuk Dukung Transisi Energi dan Keberlanjutan

Dana investasi berdampak terkemuka asal Australia, Australian Development Investments (ADI), baru-baru ini mengumumkan komitmen investasi sebesar USD8 juta (sekitar Rp10 miliar) untuk mendukung Dana Iklim dan Keberlanjutan yang dikelola oleh AC Ventures, sebuah perusahaan modal ventura Indonesia. Dana tersebut akan difokuskan pada berbagai sektor seperti energi terbarukan, kendaraan listrik, efisiensi energi, pengelolaan limbah dan ekonomi sirkular, serta pertanian cerdas iklim, dengan target pengurangan emisi CO2 sebesar 10 megaton.

Ini adalah investasi perdana ADI melalui KINETIK – Kemitraan Iklim, Energi Terbarukan, dan Infrastruktur antara Australia dan Indonesia. Kuasa Usaha Kedutaan Besar Australia, Gita Kamath, menyatakan bahwa investasi ini akan membantu AC Ventures dalam mengidentifikasi, berinvestasi, serta mendukung bisnis yang berada di garis depan transisi energi. “Australia berkomitmen untuk mendukung investasi yang memberikan keuntungan finansial serta dampak positif di bidang iklim, gender, dan pembangunan di Indonesia,” kata Gita Kamath.

Helen Wong, Managing Partner di AC Ventures, juga menyoroti pentingnya kemitraan ini sebagai bukti meningkatnya kesadaran akan pentingnya investasi berfokus iklim. Menurutnya, kolaborasi ini berpotensi mendorong perubahan besar menuju masa depan yang lebih berkelanjutan. Pengumuman ini berlangsung bersamaan dengan kunjungan delegasi investor Australia ke Indonesia, termasuk investor besar seperti Macquarie Group, ANZ Bank, dan Aspen Medical, yang juga tertarik pada sektor-sektor lain seperti perawatan kesehatan, logistik, energi, serta pertambangan. “Kami ingin investor Australia memanfaatkan berbagai peluang investasi di Indonesia, termasuk dana ventura berdampak seperti yang dikelola oleh AC Ventures,” tambah Jennifer Westacott, Australia’s Business Champion for Indonesia. Australia telah berinvestasi lebih dari USD4,3 miliar di Indonesia dalam sepuluh tahun terakhir dan berkomitmen untuk menginvestasikan lebih dari USD500 juta setiap tahunnya.

Zelensky Siap Jalin Kesepakatan dengan Trump: Pasok Tanah Jarang Ukraina untuk Dukung Perang?

Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, mengungkapkan kesiapannya untuk bekerja sama dengan Presiden AS, Donald Trump, dalam pengembangan sumber daya mineral strategis, khususnya logam tanah jarang. Pada Senin (3/2/2025), Trump mengusulkan agar Ukraina memasok tanah jarang kepada AS sebagai imbalan atas bantuan finansial dalam perang melawan Rusia.

Zelensky telah memasukkan rencana ini dalam strategi kemenangan yang disampaikannya kepada sekutu Kyiv, termasuk Trump, sejak musim gugur lalu. Strategi tersebut mencakup kerja sama dengan mitra asing guna memanfaatkan sumber daya mineral Ukraina yang bernilai strategis.

Tanah jarang merupakan kelompok 17 unsur logam yang digunakan dalam berbagai teknologi penting, seperti kendaraan listrik, telepon seluler, sistem persenjataan, hingga elektronik canggih. Saat ini, China mendominasi produksi tanah jarang secara global, sementara AS berupaya mengamankan pasokan alternatif.

Ukraina memiliki potensi besar dalam industri ini, dengan endapan 22 dari 34 mineral yang dikategorikan sebagai kritis oleh Uni Eropa. Beberapa mineral tersebut meliputi ferroalloy, logam mulia, serta elemen tanah jarang seperti lantanum, cerium, neodymium, erbium, dan itrium—yang memiliki aplikasi luas dalam sektor teknologi, energi hijau, dan pertahanan.

Selain itu, Ukraina juga memiliki cadangan besar litium, mangan, grafit, dan zirkonium, yang menarik minat AS. Penelitian Uni Eropa menunjukkan bahwa negara ini memiliki potensi sebagai pemasok utama skandium, sementara Forum Ekonomi Dunia mencatat bahwa Ukraina juga berperan penting dalam pasokan berilium, nikel, galium, serta fluorit.

Dengan sumber daya yang melimpah, kerja sama antara Ukraina dan AS di sektor ini dapat menjadi langkah strategis, baik untuk kepentingan geopolitik maupun ekonomi.