Pada 4 November 2024, Korea Utara menuduh Presiden Korea Selatan, Yoon Suk-yeol, telah meningkatkan ketegangan di Semenanjung Korea yang bisa memicu konflik bersenjata, bahkan perang nuklir. Dalam sebuah pernyataan resmi, juru bicara pemerintah Korea Utara menyatakan bahwa tindakan dan retorika agresif dari Seoul sangat berbahaya dan mengancam stabilitas kawasan.
Ketegangan di Semenanjung Korea telah meningkat dalam beberapa bulan terakhir, terutama setelah latihan militer bersama yang dilakukan oleh Korea Selatan dan Amerika Serikat. Latihan ini dianggap oleh Korea Utara sebagai provokasi, yang mendorong Pyongyang untuk meningkatkan kemampuan militernya, termasuk pengembangan senjata nuklir. Ketegangan ini menambah ketidakpastian di kawasan yang sudah rentan konflik.
Pemerintah Korea Selatan membalas pernyataan tersebut dengan menegaskan bahwa mereka berhak untuk mempertahankan diri dan melindungi warganya dari ancaman yang muncul dari utara. Pejabat tinggi militer Korea Selatan menyatakan bahwa setiap upaya untuk mengancam keamanan nasional tidak akan ditoleransi, dan mereka akan terus meningkatkan kemampuan pertahanan. Ini menunjukkan sikap defensif Seoul dalam menghadapi ancaman dari Pyongyang.
Pernyataan Korea Utara ini berpotensi merusak hubungan diplomatik yang sudah rapuh antara kedua negara. Sebelumnya, terdapat upaya untuk meredakan ketegangan melalui dialog dan pertemuan, namun dengan adanya tuduhan ini, peluang untuk mencapai kesepakatan damai semakin menipis. Situasi ini menuntut perhatian internasional untuk mencegah eskalasi lebih lanjut.
Komunitas internasional, termasuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), memantau situasi ini dengan seksama. Banyak negara mendesak kedua belah pihak untuk menahan diri dan menghindari provokasi yang bisa memperburuk situasi. Dalam konteks geopolitik yang lebih luas, stabilitas di Semenanjung Korea sangat penting bagi keamanan regional dan global.
Pernyataan Korea Utara yang menyalahkan Presiden Korea Selatan atas kemungkinan perang nuklir menyoroti ketegangan yang terus berlangsung di Semenanjung Korea. Dengan situasi yang semakin memburuk, penting bagi kedua negara untuk mencari jalan dialog dan penyelesaian damai demi stabilitas kawasan dan keamanan dunia.