Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI, Bambang Soesatyo, menegaskan bahwa Indonesia tidak terikat pada ideologi asing yang berasal dari negara adikuasa. Dalam sebuah acara kebangsaan di Jakarta, Bambang Soesatyo menekankan pentingnya mempertahankan Pancasila sebagai dasar negara yang telah terbukti menjaga keutuhan dan persatuan bangsa Indonesia selama lebih dari tujuh dekade.
Ketua MPR juga menyampaikan bahwa di era globalisasi dan perkembangan teknologi informasi yang pesat, banyak ideologi asing yang mencoba masuk dan mempengaruhi cara pandang masyarakat Indonesia. Ideologi-ideologi tersebut, menurut Bambang, dapat mengancam keutuhan bangsa jika tidak diwaspadai. Oleh karena itu, ia mengajak seluruh elemen masyarakat untuk selalu mengedepankan Pancasila sebagai panduan hidup berbangsa dan bernegara.
Bambang Soesatyo menegaskan bahwa Indonesia adalah negara yang berdaulat dan tidak boleh didikte oleh negara adikuasa mana pun. Meskipun Indonesia terbuka untuk kerja sama internasional, baik di bidang ekonomi, politik, maupun sosial, ia mengingatkan bahwa kerja sama tersebut harus dilakukan berdasarkan kepentingan nasional dan tidak boleh mengorbankan ideologi serta prinsip dasar negara.
Dalam kesempatan tersebut, Bambang Soesatyo juga menjelaskan upaya MPR dalam terus menyosialisasikan nilai-nilai Pancasila ke seluruh lapisan masyarakat, terutama generasi muda. Menurutnya, generasi muda memiliki peran penting dalam menjaga dan melestarikan nilai-nilai Pancasila di tengah derasnya arus informasi dan pengaruh dari luar. MPR bersama dengan lembaga-lembaga terkait akan terus memperkuat pendidikan Pancasila sebagai upaya mempertahankan jati diri bangsa.
Dengan ketegasan ini, Ketua MPR berharap masyarakat Indonesia semakin memahami pentingnya kemandirian ideologi di tengah dinamika politik global. Menurutnya, hanya dengan tetap berpegang teguh pada Pancasila, Indonesia dapat terus berkembang menjadi negara yang maju tanpa kehilangan jati diri dan kedaulatannya.