Pada 4 Januari 2025, Menteri Luar Negeri Prancis Jean-Noel Barrot dan Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock mengadakan kunjungan penting ke Damaskus, yang menandai kunjungan pertama menteri luar negeri Eropa ke Suriah setelah jatuhnya rezim Bashar al-Assad. Kunjungan ini dianggap sebagai peluang untuk memulai hubungan baru antara Uni Eropa dan pemerintah Suriah yang baru.
Kunjungan ini datang setelah lebih dari sepuluh tahun konflik yang melanda Suriah. Pasca kejatuhan Bashar al-Assad, Suriah mengalami perubahan signifikan dalam struktur kekuasaannya. Kunjungan Barrot dan Baerbock menunjukkan bahwa Eropa kini mulai membuka peluang untuk memperbaiki hubungan diplomatik dengan Suriah, yang sebelumnya terputus akibat perang yang berkepanjangan.
Selama kunjungan, kedua menteri bertemu dengan pemimpin de facto Ahmed al-Sharaa, yang merupakan figur sentral dalam pemerintahan baru Suriah. Dalam pertemuan tersebut, Barrot dan Baerbock menekankan pentingnya proses transisi damai yang inklusif di Suriah. Mereka menegaskan bahwa Uni Eropa siap mendukung upaya rekonstruksi dan rekonsiliasi sosial yang dibutuhkan negara tersebut.
Baerbock berharap bahwa masa kekuasaan Assad yang represif telah berakhir, memberikan kesempatan bagi rakyat Suriah untuk menentukan masa depan mereka sendiri. Harapan ini menggambarkan optimisme tentang kemungkinan masa depan yang lebih baik bagi Suriah, yang telah lama dilanda penderitaan akibat perang.
Namun, meskipun kunjungan ini membawa angin segar, tantangan masih tetap ada. Pemerintah baru Suriah perlu menunjukkan komitmen nyata terhadap moderasi dan perlindungan hak asasi manusia agar dapat meraih dukungan internasional. Baerbock juga menekankan bahwa hubungan yang baru hanya bisa terjalin jika pemerintah Suriah dapat menjamin bahwa ekstremisme tidak memiliki tempat dalam struktur pemerintahan mereka.
Kunjungan ini menjadi langkah awal menuju normalisasi hubungan antara Uni Eropa dan Suriah. Tahun 2025 diprediksi sebagai periode yang krusial bagi rekonsiliasi dan upaya pembangunan kembali negara yang telah lama dilanda perang ini. Semua pihak kini menantikan perkembangan lebih lanjut yang dapat memengaruhi situasi politik dan sosial di Suriah serta dampaknya terhadap stabilitas regional.