Fajar/Rian Bidik Hattrick All England 2025, Fokus Pertahankan Tahta Ganda Putra

Ganda putra andalan Indonesia, Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto, tengah mempersiapkan diri jelang turnamen bulu tangkis prestisius HSBC BWF World Tour Super 1000 All England yang akan berlangsung di Utilita Arena Birmingham, Inggris, pada 11-16 Maret 2025.

Pasangan peringkat keempat dunia ini menargetkan untuk mempertahankan gelar sekaligus mencetak hattrick juara di turnamen bulu tangkis tertua tersebut. “Setiap turnamen pasti ingin hasil terbaik. Setelah tahun lalu juara, semoga tahun ini bisa meraih gelar ketiga,” ujar Fajar saat latihan di Pelatnas PBSI Cipayung, Jakarta, Rabu (19/2).

Dalam dua edisi sebelumnya, Fajar/Rian tampil dominan. Pada tahun 2023, Fajar/Rian sukses meraih gelar juara setelah menaklukkan pasangan senior Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan dengan skor 21-17, 21-14. Setahun berikutnya, mereka kembali mempertahankan gelar dengan mengalahkan wakil Malaysia, Aaron Chia/Soh Wooi Yik, melalui pertandingan dua gim langsung yang berakhir 21-16, 21-16.

Meski percaya diri, Fajar/Rian menyadari persaingan di sektor ganda putra semakin sengit. Kehadiran pasangan muda berbakat, terutama dari China dan Malaysia, menjadi tantangan tersendiri. “Usai Olimpiade Paris 2024, sejumlah pasangan muda berusia 20-an mulai menunjukkan performa gemilang. Persaingannya pasti lebih sulit, apalagi kami juga sudah tidak muda lagi,” tambah Fajar.

Dalam rangkaian tur Eropa tahun ini, terdapat empat turnamen, yaitu All England (Super 1000), German Open, Orleans Masters, dan Swiss Open (ketiganya Super 300). Namun, PBSI memutuskan Fajar/Rian hanya tampil di All England sebagai bagian dari strategi menghadapi jadwal padat sepanjang musim 2025.

Berdasarkan regulasi BWF, pemain peringkat 15 besar sektor tunggal dan 10 besar sektor ganda diwajibkan mengikuti minimal 12 turnamen setiap tahun, yang meliputi empat turnamen Super 1000, enam turnamen Super 750, serta dua turnamen dari kategori Super 500.

“PBSI sudah menyusun jadwal dari awal tahun hingga akhir. Kami wajib ikut sekitar 12 turnamen, belum termasuk Piala Sudirman dan Kejuaraan Asia. Totalnya bisa mencapai 15-16 turnamen,” jelas Fajar.

Kendati absen dari turnamen Super 300 di tur Eropa, Fajar/Rian tetap membuka peluang tampil di kategori tersebut jika diperlukan untuk menambah poin peringkat atau memastikan tiket ke World Tour Finals. “Kalau di tengah musim kami butuh tambahan poin, tentu bisa saja turun di Super 300 atau Super 500,” pungkas Fajar.

PBSI Siapkan 15 Atlet Unggulan untuk Kejayaan di All England 2025

Pengurus Pusat Persatuan Bulu Tangkis Indonesia (PP PBSI) mengumumkan bahwa mereka akan mengirimkan 15 atlet terbaik untuk berlaga di turnamen prestisius HSBC BWF World Tour Super 1000 All England 2025 yang akan berlangsung di Utilita Arena, Birmingham, Inggris, pada 11-16 Maret.

Ketua Bidang Pembinaan dan Prestasi Pelatnas PBSI, Eng Hian, menegaskan bahwa mereka akan berusaha keras untuk mengulang kesuksesan tahun lalu dengan meraih gelar juara. “Kami berharap bisa meraih hasil terbaik dan kembali menjadi juara, seperti yang kami lakukan pada tahun sebelumnya,” ujar Eng Hian dalam sebuah keterangan pers pada hari Selasa.

Para atlet yang dipersiapkan untuk turnamen ini antara lain Jonathan Christie, Anthony Sinisuka Ginting, dan Chico Aura Dwi Wardoyo untuk sektor tunggal putra. Sementara itu, untuk tunggal putri, terdapat Gregoria Mariska Tunjung dan Putri Kusuma Wardani.

Di sektor ganda putra, Indonesia akan menurunkan Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto, Bagas Maulana/Leo Rolly Carnando, serta Daniel Marthin/M Shohibul Fikri. Sedangkan, untuk ganda putri, pasangan yang akan berjuang adalah Apriyani Rahayu/Siti Fadia Silva Ramadhanti dan Febriana Dwipuji Kusuma/Amalia Cahaya Pratiwi.

Eng Hian berharap agar para atlet dapat tampil maksimal dan konsisten dalam tur Eropa yang akan datang. Mengingat All England adalah salah satu dari empat turnamen bergengsi di BWF Tour, PBSI menargetkan untuk kembali meraih gelar juara di ajang tersebut.

Dalam tiga edisi terakhir, Indonesia selalu berhasil membawa pulang minimal satu gelar, termasuk pada tahun 2022 ketika pasangan ganda putra Muhammad Shohibul Fikri/Bagas Maulana menjuarai turnamen ini setelah mengalahkan Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan dengan skor 21-19, 21-13. Tahun berikutnya, Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto juga berhasil meraih juara setelah mengalahkan Ahsan/Setiawan dengan skor 21-17, 21-14.

Pada tahun 2024, Indonesia kembali mencatatkan dua gelar juara, masing-masing melalui tunggal putra Jonatan Christie dan pasangan ganda putra Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto.

Gagal Juara di Awal 2025, Ganda Putra Indonesia Siap Bangkit di All England dan Swiss Open

Awal tahun 2025 menjadi tantangan bagi ganda putra Indonesia, termasuk pasangan Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto. Mereka gagal meraih gelar juara dalam empat turnamen awal musim, yaitu Malaysia Open, India Open, Indonesia Masters, dan Thailand Masters. Padahal, sektor ganda putra biasanya menjadi salah satu andalan dalam turnamen bulu tangkis dunia.

Dari keempat turnamen tersebut, pencapaian terbaik wakil Indonesia hanyalah mencapai final di Indonesia Masters (Super 500) dan Thailand Masters (Super 300). Sayangnya, belum ada gelar juara yang berhasil dibawa pulang.

Pelatih kepala ganda putra PBSI, Antonius Budi Ariantho, menilai bahwa performa anak asuhnya sebenarnya mulai menunjukkan peningkatan seiring berjalannya turnamen. Namun, beberapa kendala masih menjadi penghambat, terutama terkait dengan persiapan.

“Sejak awal tahun ada masa peralihan kepengurusan PBSI yang membuat para atlet mengalami libur panjang. Hal ini sedikit mengganggu persiapan mereka,” ujar Anton saat ditemui di Jakarta Timur.

Ia juga menyoroti kondisi Fajar/Rian, yang baru mulai berlatih kembali pada 26 Desember 2024 dan langsung menghadapi jadwal padat tanpa latihan intensif.

“Setelah libur panjang, mereka langsung berangkat ke Malaysia dan India tanpa latihan yang cukup. Mereka hanya bertanding terus-menerus hingga ke Indonesia Masters. Akibatnya, fisik mereka belum sepenuhnya siap menghadapi tiga turnamen berturut-turut,” lanjutnya.

Meski demikian, Anton tetap mengapresiasi pencapaian para pemainnya. Ia melihat bahwa secara mental, mereka sudah cukup baik dalam menghadapi tekanan di lapangan. Namun, untuk menghadapi turnamen berikutnya di All England (11-16 Maret) dan Swiss Open, masih ada beberapa aspek yang harus ditingkatkan.

Menurutnya, daya tahan dan kekuatan fisik menjadi faktor utama yang perlu diperbaiki. “Power dan endurance, termasuk kekuatan otot dan stamina, harus ditingkatkan. Dari segi skill dan teknik, pemain Indonesia sudah cukup merata, tetapi fisik masih harus diperbaiki,” kata Anton.

Dengan waktu persiapan yang lebih panjang, sekitar satu bulan, ia optimistis ganda putra Indonesia bisa tampil lebih maksimal di turnamen Eropa mendatang.

“Mudah-mudahan persiapan kali ini bisa lebih baik sehingga kami bisa tampil optimal di All England dan Swiss Open,” tutupnya.