Korut Acak Sinyal GPS Kapal Dan Pesawat Udara Di Korsel Terdampak

Pada 9 November 2024, pihak berwenang Korea Selatan melaporkan adanya gangguan besar pada sistem navigasi GPS yang dipengaruhi oleh tindakan Korea Utara. Sinyal GPS yang digunakan untuk mengarahkan kapal dan pesawat udara di kawasan perbatasan Korea tiba-tiba teracak, menyebabkan kerusakan pada sejumlah sistem navigasi. Gangguan ini mempengaruhi lebih dari 1.000 kapal serta beberapa penerbangan yang terbang di wilayah udara yang berbatasan langsung dengan Korea Utara.

Kapal-kapal yang beroperasi di sekitar Laut Jepang dan perairan sekitar Semenanjung Korea terpaksa berhenti sejenak atau mengalihkan rute karena kehilangan sinyal navigasi yang akurat. Begitu pula, sejumlah pesawat yang melintasi wilayah udara Korea Selatan terpaksa mengubah jalur penerbangan atau mengalami penundaan. Kendala ini memicu kecemasan terkait keselamatan transportasi dan meningkatkan biaya operasional bagi industri maritim dan penerbangan di wilayah tersebut.

Pemerintah Korea Selatan mengungkapkan bahwa gangguan ini kemungkinan besar disebabkan oleh tindakan sengaja dari Korea Utara. Menurut sumber militer, Pyongyang telah menggunakan perangkat elektronik untuk mengacak sinyal GPS di perbatasan. Korea Utara sebelumnya juga pernah melakukan hal serupa dalam upaya untuk mengganggu sistem pertahanan dan infrastruktur vital milik Korea Selatan. Meski demikian, belum ada pernyataan resmi dari pihak Korea Utara terkait tindakan ini.

Pihak berwenang di Korea Selatan segera mengerahkan tim teknisi dan sistem cadangan untuk memulihkan dan mengamankan sinyal GPS yang terpengaruh. Beberapa kapal dan pesawat yang terdampak mulai kembali beroperasi setelah dilakukan pemulihan. Namun, gangguan ini mengungkapkan kerentanannya infrastruktur GPS yang digunakan untuk transportasi dan navigasi. Pemerintah Korsel juga berencana untuk memperkuat sistem pengawasan dan mitigasi terhadap potensi gangguan serupa di masa depan.

Insiden ini kembali menegaskan ketegangan yang terus meningkat antara Korea Utara dan Korea Selatan. Para pengamat internasional menilai bahwa gangguan sinyal GPS ini bisa menjadi bagian dari strategi agresif Pyongyang untuk menunjukkan kekuatan dan menanggapi tindakan Korea Selatan dan sekutu-sekutunya. Dalam beberapa bulan terakhir, ketegangan di kawasan Semenanjung Korea semakin tinggi seiring dengan uji coba militer yang dilakukan kedua belah pihak. Situasi ini memicu kekhawatiran akan eskalasi yang lebih besar dalam konflik regional.