Pemerintah bersama PT Bank Tabungan Negara (BTN) memastikan bahwa rumah subsidi yang disediakan bagi para guru tetap memiliki kualitas yang layak, meskipun harganya tergolong murah. Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Abdul Mu’ti, menegaskan bahwa harga rumah ini jauh di bawah harga pasar, namun tetap memiliki kualitas yang baik. Ia optimis bahwa hunian ini dapat menjadi pilihan yang nyaman bagi para tenaga pendidik.
Abdul Mu’ti juga membandingkan rumah subsidi ini dengan tempat tinggalnya saat masih menjadi dosen. Menurutnya, rumah yang kini disediakan jauh lebih luas dan lebih layak dibandingkan rumah tipe 21 yang pernah ia tempati. Dengan luas tipe 36, rumah ini dinilai sangat memadai dan memiliki kualitas bangunan yang baik. Hunian tersebut dirancang dengan dua kamar tidur, ruang tamu, kamar mandi, serta dapur yang dilengkapi dengan area terbuka di bagian belakang. Selain itu, tersedia juga area parkir untuk kendaraan pribadi, baik motor maupun mobil.
Dalam memilih lokasi pembangunan, pemerintah mempertimbangkan faktor aksesibilitas agar para guru dapat dengan mudah menjangkau fasilitas umum. Abdul Mu’ti berharap bahwa dengan memiliki hunian yang layak, para guru bisa menjalani kehidupan yang lebih sejahtera dan harmonis, sehingga dapat lebih fokus dalam menjalankan tugas mereka sebagai pendidik.
Sementara itu, Direktur Utama PT BTN, Nixon LP Napitupulu, menjelaskan bahwa kepemilikan rumah subsidi ini menggunakan sistem pendaftaran berbasis aplikasi. Para guru yang berminat harus mendaftar terlebih dahulu, dan BTN akan melakukan proses seleksi untuk memastikan bahwa penerima manfaat benar-benar memenuhi kriteria sebagai masyarakat berpenghasilan rendah (MBR). Nixon menegaskan bahwa rumah ini tidak diberikan secara otomatis, melainkan melalui proses verifikasi yang ketat.
Program Rumah untuk Guru Indonesia ini merupakan langkah nyata dalam meningkatkan kesejahteraan tenaga pendidik, dengan memberikan mereka hunian yang layak, nyaman, dan terjangkau.