Krisis Pangan Mengancam Pengungsi Rohingya, WFP Minta Pendanaan Mendesak

Program Pangan Dunia (WFP) PBB mengeluarkan permohonan mendesak untuk pendanaan guna mencegah pengurangan jatah makanan bagi lebih dari satu juta pengungsi Rohingya di Bangladesh. Organisasi ini membutuhkan dana sebesar 15 juta dolar AS untuk bulan April dan total 81 juta dolar AS hingga akhir 2025 agar dapat mempertahankan distribusi pangan sepenuhnya. Jika pendanaan tidak segera tersedia, jatah makanan bulanan per orang akan dipangkas dari 12,50 dolar menjadi hanya 6 dolar, terutama menjelang Idulfitri di akhir Maret. WFP Bangladesh telah menginformasikan rencana ini kepada pejabat pengungsi setempat, dengan pemotongan yang dijadwalkan berlaku mulai 1 April.

Direktur WFP di Bangladesh, Dom Scalpelli, menegaskan bahwa krisis pengungsi Rohingya masih menjadi salah satu yang terbesar dan terlama di dunia. Para pengungsi di Bangladesh sangat bergantung pada bantuan kemanusiaan untuk bertahan hidup, dan pemotongan bantuan pangan dapat memperburuk situasi mereka, memicu kelaparan, serta mendorong tindakan putus asa demi bertahan hidup. Pemerintah Bangladesh mengaitkan krisis ini dengan penghentian pendanaan oleh Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat (USAID), yang sebelumnya menyumbang 80 persen dana WFP untuk Rohingya.

Selain itu, meningkatnya jumlah pengungsi yang melarikan diri dari konflik di Myanmar, dengan lebih dari 100.000 orang menyeberang ke Bangladesh dalam beberapa bulan terakhir, semakin menambah beban pada sumber daya yang sudah terbatas. Pada 2023, kekurangan dana memaksa WFP memangkas jatah makanan dari 12 dolar menjadi 8 dolar per orang per bulan, meskipun jumlah tersebut sempat meningkat ketika dana tambahan tersedia. Para pengungsi Rohingya menerima voucher yang bisa ditukar dengan makanan di pengecer yang telah ditunjuk di kamp-kamp pengungsian di Cox’s Bazar, tempat lebih dari 1,2 juta pengungsi berlindung sejak 2017.

Tanpa status hukum, kebebasan bergerak, atau peluang mata pencaharian yang stabil, pemotongan lebih lanjut akan semakin memperburuk kondisi perlindungan dan keamanan para pengungsi. WFP menegaskan bahwa dukungan segera diperlukan agar situasi ini tidak berkembang menjadi krisis yang lebih besar.