PBSI Siapkan Atlet Terbaik untuk BWF All England 2025

Persiapan atlet bulu tangkis Indonesia menuju BWF World Tour Super 1000 All England 2025 semakin matang. Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PP PBSI, Eng Hian, menyatakan bahwa sebagian besar pemain telah mencapai standar fisik yang ditetapkan. Bagi mereka yang belum memenuhi parameter, program khusus telah disiapkan guna meningkatkan kondisi fisik mereka sebelum bertanding di Utilita Arena Birmingham, Inggris, pada 11-16 Maret. Dalam turnamen ini, Indonesia menargetkan hasil optimal dengan mengirimkan 15 atlet, termasuk dua juara bertahan, Jonatan Christie di sektor tunggal putra serta pasangan Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto di ganda putra.

Jonatan Christie, yang akrab disapa Jojo, sukses meraih gelar juara pada edisi sebelumnya setelah mengalahkan Anthony Sinisuka Ginting dengan skor 21-15, 21-14 di final. Sementara itu, Fajar/Rian mempertahankan gelar mereka dengan menundukkan pasangan Malaysia Aaron Chia/Soh Wooi Yik dengan skor 21-16, 21-16. Selain mereka, Indonesia juga mengandalkan pemain lain seperti Anthony Ginting, Chico Aura Dwi Wardoyo, Gregoria Mariska Tunjung, Putri Kusuma Wardani, serta pasangan ganda dari berbagai sektor. Eng Hian berharap seluruh pemain elite dapat menampilkan permainan terbaik dan meraih prestasi tertinggi.

All England merupakan turnamen bulu tangkis tertua di dunia, yang telah berlangsung selama 126 tahun sejak pertama kali digelar pada 1899. Indonesia memiliki sejarah panjang dalam ajang ini, dimulai dengan kemenangan Tan Joe Hok pada 1959 di sektor tunggal putra. Sementara itu, Rudy Hartono menjadi pemain tersukses Indonesia dengan delapan gelar juara, termasuk tujuh kali berturut-turut dari 1968 hingga 1974. Selain itu, pasangan Tjun Tjun/Johan Wahjudi juga mencatat sejarah dengan enam gelar juara di sektor ganda putra pada era 1970-an.

Fajar/Rian Bidik Hattrick All England 2025, Fokus Pertahankan Tahta Ganda Putra

Ganda putra andalan Indonesia, Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto, tengah mempersiapkan diri jelang turnamen bulu tangkis prestisius HSBC BWF World Tour Super 1000 All England yang akan berlangsung di Utilita Arena Birmingham, Inggris, pada 11-16 Maret 2025.

Pasangan peringkat keempat dunia ini menargetkan untuk mempertahankan gelar sekaligus mencetak hattrick juara di turnamen bulu tangkis tertua tersebut. “Setiap turnamen pasti ingin hasil terbaik. Setelah tahun lalu juara, semoga tahun ini bisa meraih gelar ketiga,” ujar Fajar saat latihan di Pelatnas PBSI Cipayung, Jakarta, Rabu (19/2).

Dalam dua edisi sebelumnya, Fajar/Rian tampil dominan. Pada tahun 2023, Fajar/Rian sukses meraih gelar juara setelah menaklukkan pasangan senior Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan dengan skor 21-17, 21-14. Setahun berikutnya, mereka kembali mempertahankan gelar dengan mengalahkan wakil Malaysia, Aaron Chia/Soh Wooi Yik, melalui pertandingan dua gim langsung yang berakhir 21-16, 21-16.

Meski percaya diri, Fajar/Rian menyadari persaingan di sektor ganda putra semakin sengit. Kehadiran pasangan muda berbakat, terutama dari China dan Malaysia, menjadi tantangan tersendiri. “Usai Olimpiade Paris 2024, sejumlah pasangan muda berusia 20-an mulai menunjukkan performa gemilang. Persaingannya pasti lebih sulit, apalagi kami juga sudah tidak muda lagi,” tambah Fajar.

Dalam rangkaian tur Eropa tahun ini, terdapat empat turnamen, yaitu All England (Super 1000), German Open, Orleans Masters, dan Swiss Open (ketiganya Super 300). Namun, PBSI memutuskan Fajar/Rian hanya tampil di All England sebagai bagian dari strategi menghadapi jadwal padat sepanjang musim 2025.

Berdasarkan regulasi BWF, pemain peringkat 15 besar sektor tunggal dan 10 besar sektor ganda diwajibkan mengikuti minimal 12 turnamen setiap tahun, yang meliputi empat turnamen Super 1000, enam turnamen Super 750, serta dua turnamen dari kategori Super 500.

“PBSI sudah menyusun jadwal dari awal tahun hingga akhir. Kami wajib ikut sekitar 12 turnamen, belum termasuk Piala Sudirman dan Kejuaraan Asia. Totalnya bisa mencapai 15-16 turnamen,” jelas Fajar.

Kendati absen dari turnamen Super 300 di tur Eropa, Fajar/Rian tetap membuka peluang tampil di kategori tersebut jika diperlukan untuk menambah poin peringkat atau memastikan tiket ke World Tour Finals. “Kalau di tengah musim kami butuh tambahan poin, tentu bisa saja turun di Super 300 atau Super 500,” pungkas Fajar.