Weber Almeida Bidik Kontrak UFC, Siap Buktikan Diri di Karate Combat

Atlet Karate Combat Weber Almeida tengah mengincar kesempatan untuk bergabung dengan Ultimate Fighting Championship (UFC) setelah meraih kemenangan knockout (KO) beruntun di ajang Karate Combat. Meski fokus utamanya saat ini adalah merebut sabuk juara, Almeida tidak menutup kemungkinan untuk menutup kariernya dengan beberapa laga di UFC.

Petarung asal Brasil berusia 37 tahun ini terakhir kali bertarung dalam ajang MMA pada Agustus 2023. Namun, ia meyakini bahwa rentetan kemenangan KO yang diraihnya di Karate Combat dapat membuka peluangnya untuk tampil di UFC atau Dana White’s Contender Series. Sebelumnya, Almeida berlaga di Bellator selama empat tahun, memenangkan lima dari tujuh pertarungan, termasuk empat kemenangan KO, sebelum beralih ke Karate Combat.

Almeida mengungkapkan kecintaannya pada Karate Combat dan merasa nyaman bertarung di dalam pit. Namun, ia juga tetap mempertimbangkan untuk kembali ke MMA jika mendapat peluang besar. Dalam waktu dekat, Almeida dijadwalkan menghadapi Jeremy Payet di KC 53 di Denver. Ia yakin performanya di Karate Combat akan cukup untuk menarik perhatian UFC dan mengantarkannya ke panggung yang lebih besar.

Menurut Almeida, Karate Combat terus berkembang pesat dengan jumlah penonton yang meningkat signifikan. Ia bertekad menampilkan performa terbaiknya demi memastikan posisinya sebagai penantang utama di divisi lightweight, di mana juara bertahan Luiz Rocha dan pemegang gelar interim Shahzaib Rind diperkirakan akan segera bertemu untuk menyatukan gelar mereka.

Sebagai spesialis karate Shotokan, Almeida memegang prinsip “hidup dengan pedang, mati dengan pedang” dalam setiap pertarungannya. Dari 11 laga yang ia jalani di MMA dan Karate Combat, ia hanya dua kali mengalami kekalahan lewat penyelesaian. Melawan Payet, yang belum terkalahkan dengan rekor 2-0 di Karate Combat, Almeida bertekad meraih kemenangan KO dan membuktikan dirinya layak bersaing di level tertinggi.

Rehan/Gloria Melaju ke Final German Open 2025, Komunikasi Jadi Kunci

Pasangan ganda campuran Indonesia, Rehan Naufal Kusharjanto dan Gloria Emanuelle Widjaja, berhasil melangkah ke final German Open 2025 setelah menampilkan performa solid sepanjang turnamen. Menurut mereka, komunikasi yang baik menjadi faktor utama kesuksesan ini, tidak hanya saat bertanding, tetapi juga dalam sesi latihan.

Sebagai pasangan baru, Rehan dan Gloria aktif berdiskusi mengenai strategi yang akan diterapkan di lapangan. Selain itu, persiapan panjang sebelum tur Eropa membuat mereka semakin percaya diri dalam menghadapi setiap pertandingan. Mereka juga menekankan bahwa komunikasi mereka tetap lancar tanpa gangguan dari faktor non-teknis, yang membantu meningkatkan kekompakan di lapangan.

Dalam laga semifinal, Rehan dan Gloria menumbangkan pasangan India, Dhruv Kapila dan Tanisha Crasto, dalam pertarungan tiga gim yang berlangsung ketat di Westernergie Sporthalle, Mulheim An Der Ruhr, Jerman. Mereka menang dengan skor 25-23, 10-21, 21-15. Pada gim ketiga, mereka menerapkan strategi bermain lebih cepat dan agresif untuk mengantisipasi serangan lawan yang kuat.

Di partai final, mereka akan menghadapi pasangan Belanda-Denmark, Robin Tabeling dan Alexandra Boje, yang sebelumnya menyingkirkan ganda Denmark, Rasmus Espersen dan Amalie Cecilie Kudsk. Rehan menegaskan bahwa mereka akan tampil tanpa beban dan fokus untuk meraih gelar juara. Gloria pun bertekad memberikan yang terbaik, menikmati permainan, dan bertarung habis-habisan demi meraih trofi pertama mereka sebagai pasangan.

PBSI Siapkan Atlet Terbaik untuk BWF All England 2025

Persiapan atlet bulu tangkis Indonesia menuju BWF World Tour Super 1000 All England 2025 semakin matang. Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PP PBSI, Eng Hian, menyatakan bahwa sebagian besar pemain telah mencapai standar fisik yang ditetapkan. Bagi mereka yang belum memenuhi parameter, program khusus telah disiapkan guna meningkatkan kondisi fisik mereka sebelum bertanding di Utilita Arena Birmingham, Inggris, pada 11-16 Maret. Dalam turnamen ini, Indonesia menargetkan hasil optimal dengan mengirimkan 15 atlet, termasuk dua juara bertahan, Jonatan Christie di sektor tunggal putra serta pasangan Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto di ganda putra.

Jonatan Christie, yang akrab disapa Jojo, sukses meraih gelar juara pada edisi sebelumnya setelah mengalahkan Anthony Sinisuka Ginting dengan skor 21-15, 21-14 di final. Sementara itu, Fajar/Rian mempertahankan gelar mereka dengan menundukkan pasangan Malaysia Aaron Chia/Soh Wooi Yik dengan skor 21-16, 21-16. Selain mereka, Indonesia juga mengandalkan pemain lain seperti Anthony Ginting, Chico Aura Dwi Wardoyo, Gregoria Mariska Tunjung, Putri Kusuma Wardani, serta pasangan ganda dari berbagai sektor. Eng Hian berharap seluruh pemain elite dapat menampilkan permainan terbaik dan meraih prestasi tertinggi.

All England merupakan turnamen bulu tangkis tertua di dunia, yang telah berlangsung selama 126 tahun sejak pertama kali digelar pada 1899. Indonesia memiliki sejarah panjang dalam ajang ini, dimulai dengan kemenangan Tan Joe Hok pada 1959 di sektor tunggal putra. Sementara itu, Rudy Hartono menjadi pemain tersukses Indonesia dengan delapan gelar juara, termasuk tujuh kali berturut-turut dari 1968 hingga 1974. Selain itu, pasangan Tjun Tjun/Johan Wahjudi juga mencatat sejarah dengan enam gelar juara di sektor ganda putra pada era 1970-an.

Ferrari Perkenalkan SF-25: Ambisi Besar untuk F1 Musim 2025

Ferrari resmi meluncurkan mobil terbarunya, SF-25, untuk menghadapi musim F1 2025. Peluncuran ini dilakukan sehari setelah perayaan 75 tahun F1 melalui sesi shakedown di Fiorano, Italia. Tim Principal Ferrari, Fred Vasseur, menyambut musim ini dengan penuh optimisme, percaya bahwa mereka bisa merebut gelar juara dunia setelah musim sebelumnya nyaris meraihnya. Ia menegaskan bahwa Ferrari akan membangun fondasi yang kuat sejak awal musim untuk mencapai hasil maksimal.

Musim 2025 akan menjadi momen menarik bagi Ferrari dengan bergabungnya Lewis Hamilton, juara dunia tujuh kali, yang akan berduet dengan Charles Leclerc. Vasseur yakin kombinasi pengalaman dan bakat keduanya akan menjadikan Ferrari sebagai tim terkuat di grid. Ferrari telah melakukan perubahan besar pada SF-25, termasuk mengadopsi sistem suspensi Pull Rod yang terinspirasi dari McLaren dan Red Bull. Direktur Teknik Ferrari, Loic Serra, mengungkapkan bahwa hampir seluruh bagian mobil telah mengalami pembaruan guna meningkatkan performa dan daya saing.

Power Unit SF-25 juga telah melalui pengembangan intensif sejak 2022, dengan tim teknis bekerja keras untuk mengoptimalkan setiap komponennya. Direktur Teknis Power Unit, Enrico Gualtieri, menyebut bahwa mereka telah memaksimalkan daya tahan dan efisiensi untuk memastikan Ferrari tetap kompetitif sepanjang musim.

Charles Leclerc menyatakan antusiasmenya terhadap mobil baru ini dan berambisi merebut gelar juara setelah musim lalu nyaris mencapainya. Sementara itu, Lewis Hamilton mengaku sangat menikmati masa adaptasi bersama Ferrari dan merasa lebih termotivasi dari sebelumnya. Ia siap bekerja sama dengan Leclerc untuk membawa Ferrari kembali ke puncak kejayaan.