Bahaya Konsumsi Berlebihan Minuman Manis Saat Berbuka Puasa

Minuman manis sering menjadi pilihan utama saat berbuka puasa karena dianggap mampu mengembalikan energi dengan cepat. Namun, konsumsi gula secara berlebihan tanpa kontrol dapat berdampak buruk bagi kesehatan. Saran dari sang Prof. Dr. Ir. Budi Setiawan, MS, pakar gizi dari IPB University, masyarakat cenderung mengonsumsi makanan atau minuman manis saat berbuka puasa untuk mengembalikan kadar gula darah yang menurun selama berpuasa. Selain itu, asupan gula juga dapat meningkatkan produksi hormon serotonin yang memberikan rasa bahagia dan puas.

Namun, Prof. Budi mengingatkan bahwa konsumsi gula perlu dibatasi karena berada di puncak piramida gizi seimbang. Berdasarkan pedoman konsumsi gula, garam, dan lemak (GGL), batas harian konsumsi gula adalah 50 gram atau setara dengan empat sendok makan. Jika dikonsumsi berlebihan, gula dapat berdampak negatif bagi tubuh, seperti meningkatkan risiko karies gigi, obesitas, serta gangguan pencernaan akibat lonjakan kadar asam lambung. Bagi penderita diabetes, asupan gula yang tidak terkontrol bisa meningkatkan kadar trigliserida dalam darah, yang berisiko menyebabkan penyakit jantung.

Prof. Budi menyarankan untuk mengonsumsi air kelapa muda serta jus buah atau sayur tanpa tambahan gula berlebih. Selain itu, buah-buahan manis seperti kurma juga bisa menjadi pilihan sehat, namun tetap harus dikonsumsi dalam jumlah wajar, misalnya satu hingga tiga butir saja. Dengan menjaga keseimbangan konsumsi gula selama Ramadan, kesehatan tubuh tetap terjaga dan risiko penyakit akibat gula berlebih dapat diminimalkan.

UEA Sponsori Buka Puasa di Masjid Istiqlal, 15.000 Jamaah Hadiri Acara

Kedutaan Besar Uni Emirat Arab (UEA) menggelar acara buka puasa bersama yang dihadiri oleh 15.000 jamaah di Masjid Istiqlal pada Sabtu (8/3) dan Minggu (9/3). Dalam sambutannya, Duta Besar UEA, H.E. Abdulla Salim AlDhaheri, menyoroti eratnya ukhuwah Islamiyah di Indonesia sebagai wujud solidaritas umat, sejalan dengan nilai-nilai yang ditekankan dalam bulan suci Ramadan.

Menurut AlDhaheri, acara ini mencerminkan komitmen UEA dalam mendukung program kemanusiaan di berbagai negara. Ia juga mengungkapkan apresiasinya kepada Menteri Agama RI sekaligus Imam Besar Masjid Istiqlal, Prof. Dr. Nasaruddin Umar, atas dukungan yang terus diberikan kepada Kedutaan UEA di Indonesia.

Dalam kesempatan tersebut, Dubes AlDhaheri menyampaikan rasa terima kasih kepada Yayasan Sosial Sheikh Ahmed bin Zayed yang menjadi sponsor utama acara ini. Selain itu, ia mengumumkan bahwa UEA akan menyalurkan bantuan kurma sebanyak lima ton melalui Masjid Istiqlal pada pekan ini.

Sementara itu, Menteri Agama mengajak umat Islam untuk meningkatkan amal ibadah selama Ramadan dan selalu berprasangka baik kepada Allah dalam berdoa. Ia juga menyampaikan apresiasi kepada pemerintah dan Kedutaan UEA yang secara rutin memberikan bantuan sosial kepada masyarakat Indonesia.

UEA dikenal sebagai salah satu negara dengan kontribusi bantuan luar negeri terbesar di dunia berdasarkan persentase pendapatan nasionalnya. Sejak berdiri pada 1971 hingga pertengahan 2024, total bantuan luar negeri UEA telah mencapai sekitar 360 miliar dirham atau setara dengan hampir 1.400 triliun rupiah.