Kapal Pengangkut BBM Terbakar di Larantuka, Distribusi ke Lembata Tetap Berjalan

PT Pertamina Patra Niaga Jatimbalinus memastikan bahwa kebakaran kapal pengangkut BBM di Larantuka, Kabupaten Flores Timur, pada Sabtu (29/3) tidak berdampak besar terhadap distribusi BBM ke Kabupaten Lembata menjelang Idul Fitri 1446 Hijriah. Insiden ini hanya menyebabkan keterlambatan sementara dalam penyaluran BBM ke beberapa SPBU di wilayah tersebut.

Menurut Area Manager Comm, Rel. & CSR PT Pertamina Patra Niaga Jatimbalinus, Ahad Rahedi, kebakaran terjadi saat proses pemindahan muatan Pertamax dari mobil tangki ke kapal minyak TRANS FLORETI. Tim Pertamina Patra Niaga wilayah NTT langsung bergerak cepat bersama petugas pemadam kebakaran setempat untuk memadamkan api. Saat ini, penyebab kebakaran masih dalam tahap investigasi lebih lanjut.

Dalam upaya menghindari risiko lebih lanjut, seluruh awak mobil tangki segera mengevakuasi kendaraan mereka ke lokasi yang lebih aman. Syukurnya, tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini. Pihak Pertamina juga telah memastikan kondisi awak mobil tangki serta kendaraan mereka dalam keadaan aman. Koordinasi pun dilakukan dengan kapten kapal dan pihak transportir untuk memastikan kelancaran distribusi BBM.

Meskipun sempat tertunda, pendistribusian BBM ke Lembata kini telah kembali normal. Pengiriman kembali dilakukan pada pukul 22.00 WITA menggunakan kapal KM Transfloreti 03 dan KM Damai Oil. Pertamina Patra Niaga terus memantau stok BBM agar kebutuhan masyarakat tetap terpenuhi menjelang perayaan Idul Fitri.

Pertamina Diprioritaskan Kelola Kilang Jumbo, Pemerintah Bahas Skema Pengelolaan

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menegaskan bahwa PT Pertamina (Persero) akan menjadi prioritas utama dalam pengelolaan kilang minyak berkapasitas besar yang direncanakan memiliki total produksi hingga 1 juta barel per hari. Pemerintah saat ini masih merancang skema pengelolaan kilang tersebut, yang dipertimbangkan akan mendapatkan pendanaan dari Danantara Indonesia. Namun, sebagai perusahaan BUMN yang bergerak di sektor energi, Pertamina tentu memiliki peluang besar untuk menjadi pengelola utama.

Saat ditemui di TBBM Tanjung Gerem, Cilegon, Banten, Kamis (13/3), Bahlil menegaskan bahwa pembangunan kilang dalam negeri menjadi langkah strategis untuk meningkatkan kapasitas dan kualitas produk olahan minyak mentah. Selain itu, proyek ini juga bertujuan mengurangi ketergantungan terhadap impor bahan bakar minyak (BBM) dan produk petrokimia. Pemerintah ingin memastikan bahwa Indonesia memiliki kilang sendiri guna menjamin stabilitas pasokan energi di masa depan.

Sebelumnya, pemerintah melakukan perubahan rencana terkait kapasitas kilang yang akan dibangun. Semula, proyek ini hanya ditargetkan mampu mengolah 500 ribu barel minyak per hari, tetapi dalam rapat terbatas yang berlangsung di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Senin (10/3), diputuskan untuk meningkatkan kapasitasnya menjadi 1 juta barel per hari. Keputusan ini diambil sebagai bagian dari strategi mengurangi impor minyak yang saat ini mencapai angka tersebut.

Bahlil juga menyampaikan bahwa proyek pembangunan kilang ini akan tersebar di beberapa wilayah Indonesia, termasuk Kalimantan, Jawa, Sulawesi, Maluku, dan Papua. Langkah ini bertujuan untuk mendorong pemerataan industri serta mendukung pertumbuhan ekonomi di berbagai daerah. Dengan adanya kilang berkapasitas besar ini, pemerintah berharap dapat memperkuat ketahanan energi nasional dan meningkatkan efisiensi industri pengolahan minyak dalam negeri.

Ini Strategi Pertamina International Shipping Jawab Tantangan Transisi Energi Dunia

Pada tanggal 24 September 2024, Pertamina International Shipping (PIS) mengumumkan strategi baru untuk menjawab tantangan transisi energi global yang semakin mendesak. Dalam rangka mendukung upaya pemerintah Indonesia dan dunia dalam mencapai target net-zero emissions, PIS berkomitmen untuk bertransformasi menjadi perusahaan pelayaran yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan. Strategi ini mencakup inovasi teknologi dan pengembangan energi terbarukan.

Investasi dalam Teknologi Hijau

Sebagai bagian dari strategi transisi energi, PIS akan melakukan investasi besar-besaran dalam teknologi hijau. Hal ini mencakup pengembangan kapal berbasis energi alternatif, seperti LNG (Liquefied Natural Gas) dan biofuel. PIS juga akan meningkatkan efisiensi operasional kapal melalui penggunaan sistem navigasi canggih dan pengelolaan energi yang lebih baik. Dengan langkah ini, PIS berharap dapat mengurangi emisi gas rumah kaca secara signifikan dan menjadi pelopor dalam industri pelayaran yang berkelanjutan.

Kerja Sama dengan Mitra Internasional

PIS juga menjalin kerja sama dengan berbagai mitra internasional untuk memanfaatkan teknologi dan pengetahuan dalam transisi energi. Dengan kolaborasi ini, PIS bertujuan untuk mempercepat implementasi solusi inovatif dalam transportasi energi. Beberapa proyek percontohan telah direncanakan, termasuk penggunaan kapal yang dilengkapi dengan teknologi hybrid dan pelatihan sumber daya manusia dalam bidang energi terbarukan.

Dukungan terhadap Kebijakan Pemerintah

Strategi ini sejalan dengan kebijakan pemerintah Indonesia yang mendorong penggunaan energi terbarukan dan pengurangan ketergantungan pada bahan bakar fosil. PIS berkomitmen untuk berkontribusi dalam mencapai target energi nasional serta mendukung upaya mitigasi perubahan iklim. Melalui langkah-langkah ini, PIS tidak hanya berfokus pada keberlanjutan bisnis, tetapi juga bertanggung jawab terhadap lingkungan dan masyarakat.

Dengan demikian, Pertamina International Shipping berusaha untuk menjadi pemain utama dalam industri pelayaran yang berkelanjutan, menjawab tantangan transisi energi dunia dengan inovasi dan tanggung jawab sosial.