Rahasia Ketahanan Rio Pangestu Putra: Latihan Kardio dan Pola Hidup Sehat Selama Ramadhan

Selama bulan Ramadhan, atlet futsal Indonesia Rio Pangestu Putra tetap menjaga kebugaran dengan konsisten menjalani latihan kardio dan strength training. Menurutnya, latihan fisik tetap menjadi bagian penting dalam menjaga performa, meski harus menyesuaikan dengan kondisi puasa. Ia biasanya berlatih satu jam sebelum waktu berbuka guna menghindari dehidrasi dan kelelahan yang berlebihan. Dengan cara ini, ia tetap bisa menjaga daya tahan tubuh tanpa mengorbankan kesehatannya selama menjalani ibadah puasa.

Rio yang juga memperkuat tim futsal Bintang Timur Surabaya mengakui bahwa tantangan utama selama Ramadhan bukan hanya dalam menjaga stamina, tetapi juga dalam mengatur pola tidur. Ia harus tidur lebih awal agar bisa bangun di waktu sahur untuk mengisi kembali energi yang dibutuhkan tubuhnya. Tidur yang cukup menjadi faktor penting agar tubuhnya tetap bugar dan tidak mudah lelah saat menjalani aktivitas sehari-hari, terutama dalam latihan dan pertandingan. Selain itu, ia juga sangat memperhatikan pola makan dengan mengutamakan asupan protein serta memperbanyak konsumsi air putih saat sahur dan berbuka. Dengan menjaga hidrasi tubuh yang baik, ia dapat mengurangi risiko kelelahan serta tetap tampil maksimal saat latihan maupun bertanding. Ia juga menghindari makanan berlemak dan terlalu manis agar tubuhnya tidak mudah merasa lemas selama berpuasa.

Selain fisik, mental juga menjadi aspek yang dijaga oleh Rio selama Ramadhan. Ia berusaha untuk tetap fokus dan disiplin dalam menjaga performanya, baik saat latihan maupun di luar lapangan. Ia percaya bahwa keseimbangan antara fisik dan mental sangat penting agar bisa tetap berprestasi. Rio juga mengungkapkan bahwa dukungan dari keluarga, pelatih, serta rekan-rekan setimnya sangat membantu dalam menjaga motivasinya selama menjalani bulan puasa.

Dedikasi dan disiplin tinggi yang diterapkan Rio membuahkan hasil dalam performanya di lapangan. Terbaru, ia bersama tim nasional futsal Indonesia sukses menjuarai Piala AFF Futsal 2024 usai mengalahkan Vietnam dengan skor 2-0 di partai final. Keberhasilan ini menunjukkan bahwa dengan strategi latihan yang tepat dan pola hidup sehat, atlet tetap bisa menjaga performa optimal meski sedang menjalani ibadah puasa. Prestasi ini juga menjadi bukti bahwa dengan kerja keras dan komitmen, seorang atlet tetap dapat tampil maksimal dan memberikan yang terbaik bagi timnya, bahkan dalam kondisi yang penuh tantangan seperti saat menjalani puasa di bulan Ramadhan.

Tim Balap Sepeda Putri Indonesia Siap Taklukkan Vietnam di Ajang Bergengsi

Indonesia mengirim lima pembalap sepeda putri terbaik untuk bersaing dalam tiga kompetisi besar di Vietnam, yakni Biwase Tour of Vietnam 2025 (6-11 Maret), Biwase Criterium 2025 (12 Maret), dan Biwase Cup 2025 (13-18 Maret). Tim ini terdiri dari Ayustina Delia Priatna, Shafira Nur Azizah Gunawan Putri, Hadenova Majid An Naafi Putri, Andini Putri Anatasya, serta Melvia Pratista. Mereka didampingi oleh pelatih Rudy Dwi Januar dan mekanik Didit Purwanto, dengan dukungan penuh dari Bank Mandiri.

Rudy menjelaskan bahwa ajang Biwase Tour of Vietnam 2025, yang masuk dalam kalender UCI 2.2, memiliki medan variatif yang menggabungkan trek datar dan tanjakan ekstrem. Untuk menghadapi tantangan tersebut, Indonesia menurunkan kombinasi atlet dengan keahlian sebagai all-rounder dan climber. Dua climber andalan, Hadenova Majid dan Shafira, siap menaklukkan jalur menanjak, sementara tiga pembalap lainnya memiliki kemampuan all-rounder yang dapat beradaptasi di berbagai kondisi lintasan.

Tim nasional yang diturunkan dalam kompetisi ini terdiri dari pesepeda muda berbakat, dengan dua di antaranya, Melvia dan Shafira, menjalani debut internasional mereka. Rudy menyebutkan bahwa persiapan telah dilakukan secara matang di dalam negeri, dengan target utama meningkatkan peringkat Asia serta meraih posisi di 15-20 besar. Selain itu, ajang ini menjadi bagian dari upaya regenerasi atlet untuk persaingan global di masa depan.

Selama 12 hari balapan, tim Indonesia akan menghadapi rute sepanjang 1.400 km dengan berbagai tantangan ekstrem, termasuk jalur pegunungan berat di Bao Loc dan Prenn di Provinsi Lam Dong, serta Teluk Vinh Hy di Provinsi Ninh Thuan. Dengan persaingan ketat dari tim-tim kuat seperti Prancis, Iran, Malaysia, Thailand, Mongolia, dan Filipina, para pembalap Indonesia bertekad menunjukkan kemampuan terbaik mereka di pentas internasional.