Bursa kripto ternama, Bybit, baru saja mengumumkan bahwa sistem mereka mengalami peretasan. Seorang peretas dilaporkan berhasil mentransfer aset kripto senilai USD 1,5 miliar atau sekitar Rp 24,4 triliun (kurs Rp 16.310) dari dompet Ethereum milik Bybit ke akun yang tidak diketahui.
Kabar ini disampaikan langsung oleh CEO Bybit, Ben Zhou, melalui unggahan di platform X. Zhou menegaskan bahwa hanya dompet dingin Ethereum yang menjadi target serangan, sementara dompet lain di bursa tetap aman, dan layanan penarikan masih berjalan normal.
“Semua dana klien aman, dan operasi kami tetap berjalan seperti biasa tanpa gangguan,” demikian pernyataan resmi Bybit yang dikutip dari Reuters, Sabtu (22/2). Saat ini, tim keamanan Bybit bersama para ahli forensik sedang menyelidiki kejadian tersebut untuk mengidentifikasi pelaku dan celah keamanan yang dimanfaatkan dalam serangan ini.
Peristiwa ini berdampak pada pasar kripto, sebagaimana tercatat di Coin Market Cap. Harga Bitcoin turun 1,97 persen menjadi Rp 1.572.085.653,88, sedangkan Ethereum mengalami penurunan 2,51 persen ke Rp 43.861.108,23 pada pukul 15:00 WIB.
Bybit, yang melayani lebih dari 60 juta pengguna global dan menawarkan berbagai mata uang kripto seperti Bitcoin dan Ethereum, memastikan bahwa mereka masih mampu bertahan meskipun mengalami kerugian besar akibat peretasan ini.
“Kami menjamin bahwa semua aset klien didukung 1 banding 1, dan perusahaan dapat menutup kerugian yang terjadi,” tegas Zhou.