Pada 26 Desember 2024, laporan dari Suriah menyebutkan bahwa pertempuran intens antara berbagai kelompok yang terlibat dalam konflik saudara masih berlangsung. Dalam insiden terbaru, 14 tentara yang bergabung dengan pasukan yang mendukung revolusi dikabarkan tewas setelah diserang oleh kelompok yang setia kepada Presiden Bashar al-Assad. Peristiwa ini semakin memperburuk kondisi di Suriah, yang telah berlangsung lebih dari sepuluh tahun, dengan pihak-pihak yang terlibat semakin kesulitan mencapai solusi damai.
Konflik bersenjata di Suriah dimulai pada tahun 2011 dan melibatkan berbagai kelompok yang bersaing untuk menguasai wilayah dan kekuasaan. Meskipun pasukan pemerintah yang didukung oleh Rusia dan Iran berhasil menguasai sebagian besar wilayah Suriah, ketegangan internal antara pasukan yang loyal terhadap Assad dan kelompok yang menentang pemerintah terus berlanjut. Insiden terbaru ini menandakan meningkatnya ketegangan antara kedua kelompok tersebut.
Pada hari Selasa, 24 Desember 2024, dilaporkan bahwa 14 tentara yang tergabung dalam pasukan anti-pemerintah dibunuh oleh kelompok pro-Assad di wilayah barat laut Suriah. Serangan ini diduga merupakan tindakan yang direncanakan oleh anggota milisi yang mendukung pemerintah. Meskipun rincian lengkap peristiwa ini masih belum jelas, beberapa sumber mengonfirmasi bahwa ini merupakan bagian dari kekerasan yang terjadi antara kelompok-kelompok yang berbeda dalam militer Suriah yang saling bersaing untuk menguasai kekuasaan.
Insiden tersebut menggambarkan semakin dalamnya perpecahan dalam tubuh militer Suriah, yang sebelumnya merupakan satu kesatuan. Sekarang, pasukan tersebut terbagi menjadi berbagai faksi yang saling berkompetisi. Kelompok yang loyal kepada Assad, yang mendapat dukungan dari pasukan Iran dan milisi Hizbullah, berusaha memperkuat posisi mereka dengan menekan kelompok yang menentang pemerintah. Di sisi lain, pasukan yang lebih mendukung revolusi sering terlibat dalam pertarungan internal yang memperburuk ketegangan.
Situasi di Suriah semakin memburuk dengan setiap kejadian kekerasan yang terjadi. Meskipun telah ada berbagai upaya internasional untuk menciptakan perdamaian, termasuk gencatan senjata, banyak di antaranya yang tidak berlangsung lama. Ketegangan antara berbagai kelompok yang terlibat dalam konflik membuat proses mediasi semakin sulit, dan banyak warga sipil yang menjadi korban dari kekerasan yang terus berlanjut.
Perang saudara di Suriah, yang telah berlangsung selama lebih dari satu dekade, terus menjadi salah satu konflik yang paling rumit dan memprihatinkan di dunia. Insiden terbaru yang melibatkan tewasnya 14 tentara oleh kelompok pro-Assad ini hanya menambah deretan kekerasan yang tak kunjung usai. Untuk mencapai perdamaian yang sejati, diperlukan usaha yang lebih besar dari komunitas internasional serta perhatian yang lebih serius terhadap kondisi kemanusiaan yang semakin memburuk di Suriah.