Kebakaran Hebat di Menara Mewah Buenos Aires: Ratusan Orang Dievakuasi, Puluhan Terluka

Sebuah kebakaran besar melanda menara hunian mewah di Buenos Aires, Argentina, pada Rabu (12 Februari 2025), memaksa lebih dari 100 orang dievakuasi demi keselamatan. Gedung setinggi 50 lantai yang terletak di kawasan eksklusif Puerto Madero itu mengalami kerusakan akibat kobaran api yang menyebar dengan cepat. Insiden ini menyebabkan 40 orang mengalami gangguan pernapasan akibat menghirup asap, sementara beberapa korban lainnya harus menjalani perawatan di rumah sakit.

Hingga saat ini, penyebab kebakaran masih dalam penyelidikan. Alberto Crescenti, Kepala Layanan Darurat Buenos Aires, melaporkan bahwa api merambat hingga lantai 15, menyebabkan kaca-kaca pecah dan berjatuhan. “Beruntung, proses evakuasi berlangsung cepat, sehingga tidak ada korban jiwa,” ujarnya.

Sementara itu, Christian Benitez, petugas pemadam kebakaran, memastikan bahwa seluruh penghuni telah dievakuasi dengan selamat. Beberapa saksi mata menggambarkan suasana kepanikan saat api mulai menyebar. Ornella Gril, seorang penghuni, mengungkapkan bahwa ia segera berlari turun setelah mendengar alarm berbunyi. Mariano Pavone, mantan pesepak bola River Plate dan Real Betis, turut merasakan ketegangan saat harus menyelamatkan diri bersama putranya dan anjing peliharaannya.

Tim pemadam kebakaran berhasil mengendalikan api setelah berjam-jam berjuang di lokasi kejadian. Meski kebakaran telah padam, rasa trauma masih membekas di antara para penghuni. Otoritas setempat kini sedang melakukan penyelidikan menyeluruh untuk mengetahui penyebab pasti kebakaran serta memastikan sistem keamanan bangunan tetap terjaga.

Argentina Tinggalkan WHO: Langkah Drastis Milei dalam Menegaskan Kedaulatan Kesehatan

Presiden Argentina, Javier Milei, resmi mengumumkan bahwa negaranya akan menarik diri dari keanggotaan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Keputusan yang disampaikan pada Rabu (5/2/2025) ini didasarkan pada perbedaan prinsip dalam pengelolaan kebijakan kesehatan global. Juru bicara pemerintah, Manuel Adorni, menegaskan bahwa keputusan ini bertujuan untuk memastikan Argentina memiliki kendali penuh atas sistem kesehatannya tanpa intervensi dari badan internasional.

“Kami tidak akan membiarkan organisasi asing mencampuri urusan domestik Argentina,” ujar Adorni, seperti dikutip dari kantor berita AFP. Menurutnya, dengan keluar dari WHO, Argentina akan lebih leluasa dalam menyusun dan menerapkan kebijakan kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan rakyatnya.

Langkah ini mencerminkan keputusan serupa yang diambil Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, yang pada 20 Januari 2025 langsung menandatangani perintah eksekutif untuk menarik AS dari WHO, hanya beberapa jam setelah kembali menjabat. Trump mengkritik organisasi yang berbasis di Jenewa, Swiss, tersebut, terutama dalam responsnya terhadap pandemi Covid-19.

Milei, yang dikenal sebagai seorang anarko-kapitalis serta pengagum berat Trump, telah menjalankan kebijakan pemotongan besar-besaran terhadap belanja negara sejak awal kepemimpinannya. Langkah ini diambil untuk mencapai keseimbangan anggaran setelah bertahun-tahun Argentina mengalami defisit fiskal. Namun, kebijakan penghematan tersebut memicu kontroversi, termasuk kekhawatiran akan meningkatnya angka kemiskinan.

Meskipun demikian, Argentina berhasil mencatat surplus perdagangan tertinggi pada tahun 2024, yang sebagian besar disebabkan oleh menurunnya impor serta pengurangan pengeluaran negara. Keputusan Milei untuk keluar dari WHO semakin mengukuhkan posisinya dalam membentuk kebijakan yang lebih independen dari pengaruh global.

Tak lama setelah kemenangan Partai Republik dalam pemilu AS pada November 2024, Milei menjadi pemimpin asing pertama yang mengunjungi Trump di Mar-a-Lago, Florida. Kedekatan politik mereka semakin menegaskan bahwa kebijakan Milei kerap sejalan dengan pendekatan yang diambil oleh Trump, termasuk keputusan untuk meninggalkan WHO.