Duel Panas di Final Qatar Open: Andrey Rublev Tantang Jack Draper Demi Gelar Bergengsi

Andrey Rublev memastikan diri melaju ke final Qatar Open setelah menaklukkan Felix Auger-Aliassime dengan skor 7-5, 6-4, 7-6(5) pada laga semifinal yang berlangsung Jumat malam (21/2) waktu Doha atau Sabtu dini hari WIB. Dalam pertandingan berdurasi dua jam 47 menit tersebut, Rublev berhasil bertahan dari tekanan 21 ace yang dilancarkan lawannya dan mengamankan tiket final pertamanya sejak Montreal pada Agustus 2024.

“Pertandingan ini sangat sulit. Saya tidak punya banyak pilihan saat dia melakukan servis sebaik itu. Saya hanya bisa mencoba menebak arahnya dan memanfaatkan setiap peluang yang ada,” ujar Rublev, dikutip dari laman ATP.

Rublev sebenarnya sempat mendapat peluang untuk menyelesaikan pertandingan saat memegang match point pada kedudukan 6-5, 30/40. Namun, Auger-Aliassime berhasil bertahan dan memaksa tie-break. Meski demikian, konsistensi dan kekuatan pukulan Rublev akhirnya membuahkan hasil ketika ia sukses mengonversi match point keempatnya, mengakhiri laga dengan kemenangan.

Dengan hasil ini, Rublev memperbesar keunggulan head-to-head menjadi 6-1 atas Auger-Aliassime dan menjadi petenis kesembilan yang berhasil mencapai 10 final ATP 500 sejak seri ini diperkenalkan pada 2009. Petenis berusia 27 tahun ini telah mengoleksi lima gelar di level tersebut dan total 16 trofi sepanjang kariernya di ATP Tour.

Pada babak perempat final sebelumnya, Rublev juga harus berjuang keras sebelum akhirnya menang atas Alex de Minaur melalui delapan match point dalam laga yang berlangsung dramatis. Meskipun kalah telak dalam jumlah ace (8-21) saat melawan Auger-Aliassime, statistik ATP mencatat bahwa performa servis Rublev tetap menjadi faktor kunci. Ia mampu memenangi 84 persen poin dari servis pertamanya (61/73), unggul dibandingkan lawannya yang mencatatkan 75 persen (57/76).

Di final, Rublev akan menghadapi Jack Draper, unggulan kedelapan yang berhasil menyingkirkan Jiri Lehecka—penakluk Carlos Alcaraz—dengan skor 3-6, 7-6(2), 6-3. Dalam pertandingan semifinal berdurasi dua jam 22 menit tersebut, Draper tampil impresif dengan melancarkan 14 ace dan memenangi 88 persen poin dari servis pertamanya (45/51), sehingga memperbaiki rekor pertemuan melawan Lehecka menjadi 2-1.

“Saya merasa tubuh saya cukup baik meski menjalani pertandingan yang berat. Saya mulai terbiasa dengan intensitas seperti ini dan sangat menantikan final besok. Saya akan memberikan segalanya di laga penentuan ini,” ujar Draper, yang kini naik ke peringkat 12 ATP dan berpeluang mencapai peringkat tertinggi dalam kariernya, yakni peringkat 11, jika mampu mengalahkan Rublev.

Bagi Rublev, keberhasilan melangkah ke final ketiga di Doha menjadi dorongan besar untuk membangun kembali kepercayaan diri setelah awal musim yang kurang konsisten. Ia memulai tahun 2025 dengan rekor menang-kalah 4-4, namun kini telah memperbaiki catatannya menjadi 8-4 dan naik ke peringkat sembilan dunia berkat penampilannya di turnamen ini.

“Senang rasanya bisa mencapai final lagi. Saya merasa permainan saya semakin membaik dari minggu ke minggu. Jika besok saya tidak menang, saya akan tetap fokus untuk terus berkembang,” ungkap Rublev, menutup pernyataannya menjelang duel panas melawan Draper di partai puncak Qatar Open.

Jepang Cemas: Tarif Impor Trump Picu Ketegangan Dagang Global

Jepang tengah diliputi kekhawatiran setelah Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, memicu perang dagang dengan memberlakukan tarif impor tinggi terhadap sejumlah negara. Duta Besar Jepang untuk Indonesia, Masaki Yasushi, menilai kebijakan ini dimanfaatkan Trump sebagai alat negosiasi ekonomi.

“Kami khawatir atas situasi ini,” ujar Masaki kepada awak media dalam acara Perayaan Ulang Tahun Kaisar Jepang di Hotel St. Regis, Jakarta Selatan, Kamis (20/2). Ia menambahkan bahwa kebijakan tarif terhadap China berdampak negatif bagi perekonomian global. Masaki menyatakan bahwa kebijakan semacam ini dapat memperlambat pertumbuhan ekonomi dunia dan memperburuk hubungan perdagangan antarnegara.

Sebelumnya, Trump mengumumkan tarif impor sebesar 10 persen untuk produk asal China. Sebagai balasan, China menetapkan tarif 15 persen untuk impor batu bara dan gas alam cair (LNG) dari AS, yang akan berlaku mulai 10 Februari 2025, menurut Komisi Tarif Bea Cukai Dewan Negara China. Langkah saling balas ini memicu kekhawatiran akan potensi eskalasi konflik dagang yang dapat memengaruhi sektor bisnis global.

Masaki menekankan pentingnya kerja sama multilateral antara Jepang, Indonesia, dan negara lainnya untuk meyakinkan AS agar mematuhi aturan perdagangan internasional. Menurutnya, pendekatan kolektif dapat mendorong AS untuk mempertimbangkan kembali kebijakannya. “Kita harus menghindari eskalasi perang dagang, baik antara China dan AS maupun negara lainnya,” tegasnya.

Langkah Trump ini bertujuan melindungi dan memperkuat perekonomian AS. Namun, dampaknya telah memicu kekhawatiran global karena berpotensi mengganggu stabilitas perdagangan internasional. Negara-negara di seluruh dunia kini menghadapi tantangan untuk menjaga keseimbangan ekonomi sambil meredam dampak negatif dari kebijakan proteksionisme AS. Situasi ini memerlukan diplomasi yang cermat agar konflik dagang tidak semakin meluas dan merugikan berbagai sektor ekonomi di tingkat global.

AS Kirim 142 Migran ke Penjara Guantanamo, Dituduh Ancam Keamanan Nasional

Pemerintah Amerika Serikat telah memindahkan lebih dari 140 migran ke penjara berkeamanan tinggi di Teluk Guantanamo, Kuba—fasilitas yang biasanya digunakan untuk menahan teroris. Hingga Rabu (19/2), tercatat sebanyak 142 migran telah tiba di pangkalan militer tersebut melalui 13 penerbangan terpisah.

Hingga kini, pihak berwenang belum memberikan penjelasan mengenai kriteria pemilihan para migran yang dikirim ke sana. Departemen Keamanan Dalam Negeri (DHS) juga belum mengungkap identitas para tahanan yang dipindahkan.

Langkah ini dilakukan saat DHS dan Kementerian Pertahanan AS berupaya membangun kamp penampungan bagi para migran ilegal di area Guantanamo. Keberadaan kamp-kamp tersebut memicu pertanyaan publik mengenai siapa yang bertanggung jawab dan bagaimana nasib para migran di sana.

Tindakan yang belum pernah terjadi sebelumnya ini melibatkan sejumlah lembaga federal, termasuk Imigrasi dan Penegakan Bea Cukai (ICE) serta Bea Cukai dan Perlindungan Perbatasan (CBP).

“Selain menahan anggota geng kekerasan dan migran ilegal yang dianggap berisiko tinggi, Guantanamo juga digunakan untuk menahan migran yang telah menerima perintah deportasi,” ujar seorang pejabat senior DHS kepada CNN.

Pejabat tersebut menegaskan bahwa para migran yang ditahan telah melanggar hukum karena memasuki wilayah AS secara ilegal. Mereka yang dikategorikan berisiko tinggi akan ditempatkan di penjara berkeamanan maksimum, sedangkan yang telah menerima keputusan deportasi akan dipindahkan ke pusat operasi migran di Guantanamo.

Hingga saat ini, seluruh migran yang ditahan adalah laki-laki, termasuk mereka yang diduga anggota geng kriminal seperti Tren de Aragua serta pelaku pelanggaran hukum imigrasi.

Macron Siap Gelar Pertemuan Baru Soal Ukraina, Usulkan Dukungan Terbatas

Presiden Prancis Emmanuel Macron berencana menjadi tuan rumah pertemuan lanjutan terkait konflik Ukraina, menyusul langkah Amerika Serikat (AS) dan Rusia yang dikabarkan tengah merancang kesepakatan untuk mengakhiri perang.

Dalam wawancara dengan media regional Prancis, Macron juga mendorong Presiden AS Donald Trump untuk membuka kembali dialog dengan Presiden Rusia Vladimir Putin, yang menurutnya bisa lebih bermanfaat dalam mencari solusi damai.

Menariknya, Macron mengungkapkan kesiapan untuk mengirim pasukan ke Ukraina, meskipun dengan batasan tertentu. “Kami mempertimbangkan opsi pengiriman pasukan dalam skala terbatas, tetapi tidak di zona konflik langsung. Ini bertujuan untuk memberikan dukungan moral bagi Ukraina serta memperkuat solidaritas,” ujarnya, seperti dikutip dari AFP, Rabu (19/2/2025). Lebih lanjut, Macron menyebut bahwa Prancis tengah membahas langkah ini bersama Inggris.

Pernyataan Macron ini muncul setelah keputusan mengejutkan dari Trump yang kembali membuka jalur diplomasi dengan Rusia dalam upaya mencari penyelesaian atas konflik yang telah berlangsung hampir tiga tahun sejak invasi Rusia ke Ukraina. Macron, yang sebelumnya telah beberapa kali berdialog dengan Putin, menyatakan kesiapannya untuk kembali berbicara dengan pemimpin Rusia itu dalam rangka perundingan damai.

Namun, pria berusia 47 tahun tersebut menegaskan bahwa dukungan AS tetap menjadi faktor kunci bagi keamanan Ukraina. Ia juga mengusulkan pembentukan misi penjaga perdamaian di bawah mandat Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk ditempatkan di garis depan sebagai bagian dari solusi diplomatik yang sedang dibahas.

Sementara itu, dalam pertemuan yang berlangsung di Arab Saudi pada Selasa (18/2/2025), delegasi AS dan Rusia sepakat membentuk tim khusus untuk merancang langkah-langkah penghentian perang. Di sisi lain, sejumlah negara Eropa dan non-Eropa juga bersiap untuk mengadakan pertemuan lebih lanjut guna memperkuat dukungan bagi Ukraina.

Rio Waida Naik ke Peringkat 6 Dunia Usai Runner-Up di Surf Abu Dhabi Pro

Atlet selancar ombak Indonesia, Rio Waida, mencatatkan pencapaian luar biasa dengan menempati peringkat keenam dalam klasemen World Surf League (WSL). Prestasi ini diraihnya setelah berhasil menjadi runner-up dalam ajang Surf Abu Dhabi Pro, yang merupakan seri kedua dari Championship Tour (CT), pada Minggu (16/2).

Berdasarkan pembaruan peringkat WSL pada Selasa, Rio telah mengumpulkan total 9.130 poin dari dua turnamen CT yang diikutinya. Sebelumnya, ia hanya mengantongi 1.330 poin setelah tersingkir di babak 32 besar pada ajang Pipe Pro di Oahu, Hawaii, Amerika Serikat, akhir Januari lalu.

Di babak final Surf Abu Dhabi Pro, Rio berhadapan dengan peselancar top asal Brasil, Italo Ferreira, yang merupakan peraih medali emas Olimpiade sekaligus juara dunia 2019. Meskipun telah menampilkan performa terbaiknya dan meraih total skor 14,50, Rio masih harus mengakui keunggulan Ferreira yang mengumpulkan 17,27 poin untuk meraih gelar juara.

Turnamen yang digelar di Hudayriyat Island, Abu Dhabi, UEA, ini menggunakan teknologi ombak buatan sepanjang 500 meter. Berkat penampilan gemilangnya di ajang tersebut, Rio mendapatkan tambahan 7.800 poin dan semakin termotivasi untuk mengejar kemenangan di turnamen berikutnya.

Melalui unggahan di Instagram pribadinya, Rio mengungkapkan rasa puas sekaligus haus akan kemenangan. “Saya sangat senang, tetapi juga kecewa karena hanya finis di posisi kedua. Itu artinya saya belum puas dan masih ada api semangat dalam diri saya untuk meraih kemenangan,” tulisnya.

Ia juga menyampaikan rasa terima kasih kepada timnya, termasuk pelatih barunya, Rainos Hayes, yang juga merupakan pelatih Italo Ferreira. Selain itu, ia mengapresiasi dukungan dari sponsor dan keluarganya yang terus mendukung perjalanan kariernya.

Dengan total 11 seri CT musim ini, masih ada sembilan turnamen tersisa bagi Rio untuk mengamankan posisinya di puncak klasemen. Berikutnya, ia akan berlaga di ajang MEO Rip Curl Pro Portugal yang berlangsung di Supertubos, Peniche, Portugal, pada 15-25 Maret mendatang.

Zelenskyy Tunda Kunjungan ke Arab Saudi, Jadwal Ulang pada 10 Maret

Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, mengumumkan pembatalan kunjungannya ke Arab Saudi yang semula direncanakan pada Rabu. Keputusan ini diambil di tengah pertemuan pejabat tinggi Rusia dan Amerika Serikat yang berlangsung di Riyadh, ibu kota Arab Saudi.

Menurut laporan media yang mengutip juru bicara presiden, Serhiy Nikiforov, Zelenskyy sebelumnya dijadwalkan tiba di Arab Saudi pada 19 Februari sebagai bagian dari agenda diplomatiknya. Namun, dalam pernyataannya, Zelenskyy menegaskan bahwa dirinya tidak ingin ada “kebetulan” yang terjadi di tengah situasi politik yang kompleks saat ini.

“Saya tidak tahu siapa yang akan tetap berada di sana dan siapa yang akan pergi. Saya juga tidak peduli… Saya tidak ingin ada kebetulan, jadi saya memutuskan untuk tidak berangkat ke Arab Saudi,” ungkapnya.

Meski demikian, Zelenskyy telah berkomunikasi dengan pemimpin Arab Saudi dan menyepakati bahwa kunjungan tersebut akan dijadwalkan ulang pada 10 Maret mendatang.

Kunjungan ke Arab Saudi diyakini memiliki kepentingan strategis bagi Ukraina, terutama dalam memperkuat dukungan internasional di tengah konflik yang masih berlangsung dengan Rusia. Arab Saudi, yang memiliki pengaruh besar dalam geopolitik global, dapat berperan penting dalam upaya mediasi serta memberikan bantuan ekonomi dan diplomatik bagi Ukraina.

Selain itu, Zelenskyy juga mengungkapkan harapannya untuk bertemu dengan perwakilan Amerika Serikat di Kiev dalam waktu dekat. Hal ini menunjukkan bahwa Ukraina masih aktif menjalin komunikasi dengan sekutu utamanya dalam menghadapi tantangan yang ada.

18 Februari dalam Sejarah: Dari Penemuan Pluto hingga Hari Apresiasi Jempol

Tanggal 18 Februari memiliki banyak makna dalam sejarah dunia. Selain menjadi hari kerja biasa bagi banyak orang, tanggal ini juga diperingati sebagai momen penting dalam bidang sains, budaya, dan peristiwa bersejarah lainnya. Berikut beberapa peristiwa dan peringatan yang terjadi pada tanggal 18 Februari serta maknanya bagi masyarakat.

Salah satu peristiwa bersejarah yang terjadi pada tanggal ini adalah penemuan Pluto. Planet kerdil ini ditemukan oleh astronom Amerika, Clyde Tombaugh, pada 18 Februari 1930 di Observatorium Lowell. Nama Pluto berasal dari mitologi Romawi, sesuai dengan tradisi pemberian nama untuk benda langit. Namun, sejak 2006, International Astronomical Union (IAU) menurunkan status Pluto menjadi planet kecil karena tidak memenuhi kriteria sebagai planet besar. Kini, Pluto dikategorikan bersama objek langit lain seperti Ceres, Eris, Haumea, dan Makemake.

Pluto tetap menjadi topik menarik bagi para ilmuwan dan pecinta astronomi. Sejak ditemukan pada tahun 1930, Pluto belum menyelesaikan satu kali orbit penuh mengelilingi Matahari. Planet kerdil ini memiliki lima bulan yang telah diketahui, dengan Charon sebagai yang terbesar. Atmosfernya sangat tipis dan mayoritas terdiri dari nitrogen, sementara satu hari di Pluto setara dengan 6,4 hari di Bumi. Selain itu, Pluto memiliki gunung es yang lebih tinggi dibandingkan Pegunungan Rocky, menjadikannya objek langit yang unik untuk dipelajari.

Selain peristiwa astronomi, tanggal 18 Februari juga memiliki keterkaitan dengan perkembangan teknologi, khususnya dalam bidang energi. Hari ini menjadi momen yang tepat untuk mengenang penemuan baterai, salah satu inovasi penting dalam kehidupan modern. Alessandro Volta, seorang ilmuwan asal Italia, menemukan prinsip kerja baterai pada tahun 1800 dengan menumpuk plat silver yang dipisahkan kain atau kertas berisi larutan garam dan zinc. Inovasi ini menjadi dasar bagi perkembangan baterai yang kini digunakan dalam berbagai perangkat, mulai dari smartphone hingga kendaraan listrik.

Dalam dunia budaya, Amerika Serikat merayakan National Drink Wine Day pada tanggal 18 Februari. Tradisi ini dipelopori oleh Tod McCalla sebagai cara untuk menyebarkan kasih sayang melalui segelas wine. Meski demikian, konsumsi minuman beralkohol harus dilakukan dengan bijak dan bertanggung jawab.

Secara politik, tanggal ini juga menandai Hari Kemerdekaan Gambia. Negara kecil di Afrika Barat ini merdeka dari Inggris pada 18 Februari 1965 dan kini berbentuk republik konstitusional dengan sistem pemilu setiap lima tahun. Gambia mengandalkan pertanian dan pariwisata sebagai sektor utama dalam perekonomiannya.

Yang unik, tanggal 18 Februari juga diperingati sebagai Hari Apresiasi Jempol. Sejak tahun 2000-an, hari ini didedikasikan untuk menyadari betapa pentingnya ibu jari dalam kehidupan sehari-hari. Gerakan jempol yang fleksibel memungkinkan manusia menggenggam dan mengoperasikan berbagai alat dengan mudah. Untuk merayakannya, beberapa orang menghias kuku jempol dengan nail art atau memberikan pijatan khusus untuk mengapresiasi perannya dalam kehidupan kita.

Dari penemuan Pluto hingga Hari Apresiasi Jempol, tanggal 18 Februari memiliki banyak makna bagi dunia. Setiap peringatan yang jatuh pada tanggal ini mengingatkan kita akan pentingnya ilmu pengetahuan, budaya, teknologi, hingga peristiwa sejarah yang membentuk kehidupan kita saat ini.

Jet Latih Militer Taiwan Jatuh Akibat Kegagalan Mesin Ganda, Pilot Selamat

Sebuah jet latih militer Brave Eagle buatan Taiwan mengalami kecelakaan pada Sabtu (15/2) akibat kegagalan mesin ganda. Insiden terjadi setelah pesawat lepas landas dari Pangkalan Udara Chih Hang di Taitung Selatan.

Pilot, Mayor Lin, berhasil keluar menggunakan kursi pelontar dan segera dievakuasi ke rumah sakit. Berdasarkan laporan Angkatan Udara Taiwan, kondisinya stabil tanpa cedera.

Pihak militer mengonfirmasi bahwa pesawat mengalami kegagalan pada kedua mesinnya. Sebagai tindak lanjut, satuan tugas khusus akan dibentuk untuk menyelidiki penyebab insiden ini guna meningkatkan keselamatan latihan penerbangan.

Taiwan terus mengembangkan industri pertahanannya, termasuk produksi pesawat tempur secara lokal. Namun, negara ini tetap bergantung pada bantuan persenjataan dari Amerika Serikat guna menghadapi ancaman dari China, yang mengklaim Taiwan sebagai bagian dari wilayahnya dan kerap menunjukkan agresi militer di sekitar pulau itu.

Brave Eagle sendiri merupakan hasil produksi Aerospace Industrial Development Corporation (AIDC) Taiwan dan telah menjalani uji terbang sejak 2020. Mayor Lin, yang menerbangkan pesawat tersebut, memiliki pengalaman terbang selama 183 jam sebelum kecelakaan terjadi.

Sebelumnya, pada September lalu, Taiwan juga sempat menghentikan sementara operasional armada jet tempur Mirage 2000 untuk pemeriksaan keamanan setelah salah satu unit jatuh ke laut. Jet ini dibeli dari Prancis pada 1992, dan masih menjadi bagian penting dari armada pertahanan udara Taiwan, bersama F-16 buatan AS dan Indigenous Defence Fighters yang dikembangkan secara lokal.

Dalam beberapa tahun terakhir, tekanan militer dari China terus meningkat. Selama 24 jam terakhir sebelum insiden ini, Kementerian Pertahanan Taiwan mendeteksi 19 pesawat militer China, delapan kapal Angkatan Laut, satu kapal pengawas, dan satu balon di sekitar wilayahnya.

Menanggapi situasi ini, Presiden Taiwan, Lai Ching-te, berharap parlemen yang dikuasai oposisi dapat merevisi anggaran pertahanan untuk memperkuat kemampuan militer Taiwan menghadapi ancaman eksternal.

Arab Saudi Sambut Baik Pertemuan Puncak Putin-Trump, Dorong Perdamaian Ukraina

Arab Saudi menyambut baik komunikasi langsung antara Presiden Rusia Vladimir Putin dan mantan Presiden Amerika Serikat Donald Trump, yang berlangsung melalui panggilan telepon selama hampir 90 menit pada Rabu lalu. Percakapan ini menjadi interaksi pertama yang diketahui antara kedua pemimpin sejak konflik Ukraina meningkat pada Februari 2022.

Setelah panggilan tersebut, Trump mengumumkan bahwa pembicaraan lebih lanjut akan diadakan di Arab Saudi. Riyadh pun menyatakan kesiapannya untuk menjadi tuan rumah pertemuan tingkat tinggi tersebut dan menegaskan komitmennya dalam mendukung upaya perdamaian antara Rusia dan Ukraina sejak awal konflik.

Putra Mahkota Saudi, Mohammed bin Salman, telah berulang kali menjalin komunikasi dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dan Putin untuk mendorong dialog damai. Pada Desember 2023, ia juga mengunjungi Rusia untuk bertemu Putin, membahas isu-isu strategis seperti konflik Ukraina, harga minyak, kebijakan OPEC+, serta ketegangan di Gaza.

Sementara itu, Trump mengumumkan bahwa pejabat Amerika dan Rusia akan bertemu di sela-sela konferensi di Munich pada Jumat, dengan Ukraina juga diundang. Namun, hingga kini belum ada konfirmasi resmi mengenai pertemuan tersebut dari penyelenggara konferensi atau media.

Di sisi lain, delegasi Amerika dan Ukraina mengadakan diskusi di sela-sela acara tersebut. Zelensky menegaskan kesiapannya untuk segera mencapai perdamaian yang konkret dan berkelanjutan, tetapi menegaskan bahwa dirinya hanya bersedia bertemu langsung dengan Putin jika ada rencana yang disepakati bersama oleh pemimpin AS dan Eropa.

Wakil Presiden AS, J.D. Vance, juga menegaskan pentingnya memulai negosiasi langsung antara Ukraina dan Rusia. “Kita harus duduk bersama dan mulai berdialog untuk menemukan solusi guna mengakhiri konflik ini,” tegasnya.

Trump Soroti Kebebasan Berbicara di Eropa, Vance Kecam Kemunduran Demokrasi

Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, pada Jumat (14/2), mengomentari situasi kebebasan berbicara di Eropa dan memberikan pujian terhadap pidato Wakil Presiden JD Vance dalam Konferensi Keamanan Munich. Menurut Trump, pidato Vance yang membahas kebebasan berbicara sangat cemerlang dan mencerminkan kekhawatiran terhadap kemunduran hak fundamental di Eropa.

Dalam konferensi pers di Oval Office, Trump menyatakan bahwa kebebasan berbicara di Eropa sedang mengalami ancaman. “Saya mendengar pidatonya, dan dia berbicara tentang kebebasan berbicara. Saya rasa itu benar, kebebasan itu semakin hilang, dan mereka mulai kehilangan hak luar biasa tersebut,” ujarnya.

Selain kebebasan berbicara, Trump juga menyoroti isu imigrasi yang menurutnya berdampak pada meningkatnya angka kejahatan di berbagai negara Eropa. “Eropa memiliki masalah imigrasi besar, lihat apa yang terjadi dengan kejahatan di berbagai wilayah,” tambahnya.

Dalam pidatonya di Konferensi Keamanan Munich, Vance secara terbuka mengkritik para politisi, institusi, dan pengadilan Eropa yang menurutnya telah menyimpang dari prinsip-prinsip demokrasi. Ia juga menyuarakan kekhawatiran terhadap potensi pembatalan pemilu di Jerman jika partai sayap kanan AfD meraih kemenangan.

Vance bahkan menyindir situasi politik Eropa dengan mengatakan, “Jika demokrasi Amerika bisa bertahan 10 tahun menghadapi kritik dari Greta Thunberg, maka Eropa pasti bisa bertahan beberapa bulan dengan Elon Musk.” Pernyataan ini merujuk pada dukungan Musk terhadap partai sayap kanan Jerman serta keterlibatannya dalam siaran langsung dengan pemimpin AfD, Alice Weidel, yang memicu perdebatan mengenai kemungkinan campur tangan dalam pemilu Jerman yang dijadwalkan pada 23 Februari.

Namun, tidak semua pihak sepakat dengan pandangan Vance. Menteri Pertahanan Jerman, Boris Pistorius, menanggapi dengan tegas kritik Vance terhadap kebijakan Eropa. “Saya harus menanggapi pidato sebelumnya dari Wakil Presiden AS,” ujar Pistorius. Ia menegaskan bahwa meskipun Eropa mengambil langkah tegas terhadap ekstremisme sayap kanan, negara-negara Eropa tetap berkomitmen pada hak-hak dasar dan kebebasan demokratis.