Perum Bulog menegaskan bahwa proses penyerapan gabah petani tetap berjalan optimal meskipun berada di bulan suci Ramadhan. Langkah ini bertujuan untuk memastikan ketersediaan cadangan beras pemerintah serta mendukung kesejahteraan petani dan stabilitas pasokan beras di seluruh Indonesia. Sekretaris Perusahaan Perum Bulog, A. Widiarso, menyampaikan bahwa Bulog tetap menjalankan penugasan pemerintah dengan menyerap gabah dan beras hasil panen petani dalam negeri guna menjaga ketahanan pangan nasional. Dengan memasuki musim panen raya, Bulog menggalakkan program pembelian gabah kering panen (GKP) petani seharga Rp6.500 per kilogram, yang diharapkan dapat meningkatkan pendapatan petani sekaligus menstabilkan pasokan beras di tengah tingginya permintaan.
Bulog mendapatkan mandat untuk menyerap sebanyak 3 juta ton setara beras sebagai bagian dari upaya mempertahankan kecukupan cadangan pangan nasional. Keberhasilan program ini melibatkan berbagai pihak, termasuk Dinas Pertanian, kelompok tani, penggilingan, serta dukungan dari TNI-Polri untuk memastikan penyerapan berjalan maksimal. Widiarso menekankan bahwa kolaborasi antara Bulog dan para pemangku kepentingan sangat penting untuk membentuk ekosistem yang mendukung kelancaran distribusi gabah dan beras di seluruh wilayah Indonesia.
Direktur Operasional dan Pelayanan Publik Perum Bulog, Mokhamad Suyamto, memastikan bahwa stok beras nasional dalam kondisi aman hingga akhir Ramadhan 2025. Saat ini, Bulog menguasai cadangan beras sekitar 1,9 juta ton yang terdiri dari cadangan beras pemerintah (CBP) dan hasil pembelian dari petani domestik. Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan, menegaskan bahwa Bulog harus mampu menyerap setidaknya 2 juta ton beras dalam negeri hingga April 2025 guna menjaga kestabilan pasokan dan harga pangan. Ia menargetkan agar proses penyerapan dilakukan secara bertahap sejak Februari hingga April demi memastikan ketersediaan beras nasional tetap terjaga dengan baik.